Setelah Muncul Kasus Baru, Vietnam Tes COVID-19 pada 21.000 Orang
HANOI, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 21.000 orang di ibu kota Vietnam, Hanoi, telah diperintahkan untuk melakukan tes virus corona, kata pihak berwenang hari Kamis (30/7) ketika mereka berusaha mengatasi wabah pertama negara itu setelah tiga bulan bebas virus.
Pada akhir pekan, seorang pria di kota pesisir, Da Nang, dinyatakan positif COVID-19, penularan komunitas pertama yang dideteksi di negara itu sejak April. Sejak itu, lebih dari 40 oranf terinfeksi baru telah ditemukan, menyebar dari daerah tujuan wisata populer Danang ke provinsi tetangga dan kota-kota lain yang lebih jauh.
Kementerian kesehatan mendesak semua orang yang mengunjungi kota tepi laut itu pada bulan Juli untuk mengikuti tes. Di Hanoi, 600 kilometer (370 mil) utara Da Nang, pihak berwenang telah mendeteksi dua kasus baru sejauh ini.
Distrik Hanoi telah menerima 21.000 alat uji untuk warga yang baru saja kembali dari Da Nang, kata wakil direktur kesehatan ibu kota, Khong Minh Tuan, mengatakan kepada surat kabar Hanoi Moi, media resmi pemerintah setempat.
"Orang-orang harus secara aktif menghubungi otoritas kesehatan setempat untuk pengujian," katanya, seraya menambahkan bahwa para pejabat akan mencoba untuk menyelesaikan pengujian pada hari Sabtu (1/8).
Penguncian di Da Nang
Bar Hanoi telah ditutup sejak hari Rabu, sementara pekan raya dan festival ditangguhkan. Di sebuah klinik di ibu kota pada hari Kamis, petugas medis yang mengenakan jas pelindung mengambil sampel darah dan usapan mulut di pusat pengujian cepat sementara.
Le Van Hieu, yang mengunjungi Da Nang tiga pekan lalu untuk liburan pendek, mengatakan dia tidak menderita batuk atau demam sejak dia kembali, tetapi harus ikut tes. "Pengorganisasian pengujian cepat itu baik bagi masyarakat untuk mencegah penyebaran virus," katanya.
Sebagian besar infeksi baru terkait dengan tiga rumah sakit Da Nang, yang sekarang dikunci. Semua penerbangan masuk dan keluar dari Da Nang dan transportasi umum di dalam kota telah ditangguhkan, dan mayoritas dari 1,1 juta penduduknya disarankan untuk tetap tinggal di rumah.
Penghentian gerakan yang cepat terjadi setelah Da Nang menikmati beberapa pekan turis lokal kembali, terutama setelah Vietnam mencabut pembatasan nasional pada bulan April.
Negara komunis itu dipuji atas penanganan pandemi, melaporkan hanya 464 infeksi secara total, termasuk yang berasal dari gelombang baru, dan tidak ada kematian, meskipun berbagi perbatasan yang panjang dan tidak dapat diatur dengan China. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...