Setelah Otomotif-Elektronik, Farmasi akan PHK 1000 Pekerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menungkapkan setelah industri elektronik dan otomotif melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), kini giliran industri farmasi di Jakarta akan mem-PHK 1.000 pekerja.
“Di industri farmasi ada penawaran semacam paket sukarela begitu - tetapi tetap saja PHK - pengurangan karyawan. Cuma nilai pesangon yang ditawarkannya masih dinegosiasikan dengan serikat pekerja di tingkat perusahaan,” kata Said Iqbal saat dihubungi satuharapan.com, hari Jumat (26/2).
“Kalau proses pengumuman PHK-nya belum tetapi sudah mulai ada penawaran. Jadi perusahaannya tidak tutup, ini di Industri farmasi di Jakarta. Tapi itu kan masih proses negosiasi nilai pesangonnya dan belum terjadi PHK, masih penawaran. Totalnya kalau diperkirakan ada 1.000-an orang mungkin,” dia menambahkan.
Data KSPI menyebutkan sebanyak 12.680 pekerja di Indonesia telah mengalami PHK sepanjang Januari hingga Februari 2016. PHK meliputi berbagai jenis industri, mulai dari elektronik, kendaraan bermotor, tekstil dan garmen, hingga peralatan mandi. Pada dua bulan pertama 2016, sebanyak 3.668 orang karyawan Toshiba, Panasonic, PT Samoin dan Mitsubishi Krama Yudha telah di-PHK dan menerima pesangon.
Sementara, sebanyak 8.300 orang pekerja dari PT Jaba Garmindo, Panasonic di Pasuruan dan Philips di Sidoarjo, Jawa Timur, telah menjalani proses PHK sejak tahun lalu tetapi baru dilaporkan pada tahun ini. Adapun 712 orang karyawan Sunstar, Daihatsu Motor Company dan Osung, menurut KSPI, telah di-PHK secara sepihak.
Menurut Said Iqbal, PHK yang akan dilakukan di industri farmasi bukanlah program pensiun dini seperti yang diisukan selama ini. Dia menilai, PHK dilakukan sebagai bentuk rasionalisasi perusahaan untuk mengurangi karyawannya.
“Ini bukan pensiun dini. Kalau pensiun dini dia biasanya umur 45 ke atas. Tapi kalau ini kan umurnya masih 40-an ke bawah. Jadi lebih pada rasionalisasi sebenarnya pengurangan karyawan,” katanya.
Lebih lanjut, Said Iqbal mengatakan pada industri otomotif akan semakin banyak terjadi PHK di mana karyawan kontrak yang lebih banyak akan di-PHK.
“Sebenarnya yang akan makin banyak PHK itu di industri otomotif. Tapi lebih kepada PHK karyawan kontrak, jadi bukan karyawan tetap. Karena industri sepeda motor kan sedang turun produksinya. Komponennya otomatis ikut turun. Mobilpun kan turun,” kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...