Setiap Hari Siswa akan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
SOLO, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan mulai ajaran baru tahun ini, para siswa akan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari di sekolah.
"Siswa akan menyanyikan Indonesia Raya setiap kari sebelum pelajaran dimulai di kelasnya, dan mereka semua akan memimpin secara bergiliran menjadi derijennya," kata Mendibud saat kunjungan kerja Perusahaan rekaman milik Negara Lokananta di Solo, Jateng, Sabtu (20/5).
Mendibud mengatakan ada program dari Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendibud untuk memproduksi master CD lagu-lagu nasional dengan dimulai dengan lagu Indonesia Raya tiga stanza atau bait yang nantinya akan dikirim ke instansi-instasi, termasuk ke sekolah-sekolah untuk dijadikan pedoman atau panduan untuk menyelenggaraan di sekolah.
Hal tersebut, kata Mendikbud, juga menindaklanjuti surat edaran Kemendikbud, yang semua sekolah dari SD ke SMP hingga SMA/SMK untuk menyanyikan Indonesia Raya di setiap sekolah dan siswa yang meminpin secara bergiliran.
"Kami berharap para siswa setelah tamat dari sekolah semua anak pasti sudah mempunyai pengalaman memimnpin lagi Indonesia Raya," kata Mendibud.
Mendikbud mengatakan rencana ada tiga stansa, tetapi awalnya satu stansa terlebih dahulu akan dimulai ajaran baru Agustus tahun ini. Pihaknya akan mengecek ke sekolah-sekolah apakah sudah dijalankan atau belum.
"Saya kira cara kita untuk lebih memantapkan rasa nasionalisme pemahaman terhadap Pancasila itu, jangan banyak melarang tetapi dikonter dengan aktivitas yang lebih produktif akhirnya dapat menghilangkan atau mengurangi kreativitas jiwa yang tidak nasionalisme pada siswa," katanya.
Menurut dia, menyanyikan lagu Indonesia Raya akan berlaku untuk semua sekolah di Indonesia termasuk internasional wajib. Jumlah sekolah di Indonesia ada sekitar 220 ribu sekolah dengan 50 juta siswa. Kebijakan ini, akan bertahap semua sekolah.
Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan, kegiatan rekaman lagu kebangsaan Indonesia Raya sebenarnya sudah lama pada tanggal 28 Oktober 2016 dengan orkestra Bahana Nusantara salah satu program dari Mendikbud.
Mendibud kemudian ingin mengembalikan atau memperkuat kehadiran kebudayaan di sekolah, dan momennya saat itu, sangat tepat, awalnya pada 28 Oktober membuat acara pertama merayakan Indonesia Raya.
Namun, kata dia, kemudian sekarang ingin memperkenalkan kembali Indonesia Raya versi lengkap tiga stansa, dan ada sedikit pembahasan makna lagunya, serta keinginan dengan perusahaan rekaman milik negara Lokananta karena pertama kali memproduksi sehingga ada sejarahnya.
"Kita berpikir rekaman yang sering kita dengar di dalam upacara-upacara baik di kantor, sekolah atau tempat lain menggunakan rekaman cukup lama dari orkestra di Melbourne. Kita kepingin buatan anak Indonesia untuk memainkan lagu ini, karena buat kita jelas beda," katanya.
Indonesia Raya dihadirkan untuk dibagikan ke sekolah sekolah. Dan, idenya merekam kembali lagu itu, untuk digunakan ke sekolah sekolah, dan mulai kick off acara pertama pada 17 Agustus mendatang.
Selain itu, pihaknya berharap para siswa akan diberikan sosialisasi bahwa lagi Indonesia Raya ini, dibuat di Lokananta yang memainkan anak-anak dari Bahana Nusantara didikan dari Mendikbud. Siswa agar mereka mengetahui cara prosesnya.
Hilmar Farid mengatakan Mendikbud juga mempunyai ide sangat menarik bahwa anak-anak jika dikenakan lagu ini, secara konsisten selama 12 tahun mereka bersekolah dan bergantian mereka memimpin di depan kelas setiap hari dampaknya akan luar biasa.
"Keberanian anak-anak akan muncul karena mereka harus tampil ke depan secara bergantian saya kira ini, akan mendorong pendidikan karakter anak lebih sakti dibanding membaca buku-buku itu," katanya.
Menurut dia, copy CD akan dilakukan secara bertahap pertama terbatas untuk di daerah 1.000 kecamatan, selain itu, juga dibuka website khusus lagu Indonesia Raya, sehingga semua orang bisa mengaksesnya.
Lagu Indonesia raya pertama kali dibuat 1928, kata dia, notasinya memang pada waktu itu yang populer musik keroncong, sehingga nuasanya ada di rekaman-rekaman yang pertama. Versi baru 1950-an dibuat seorang komponis luar negeri yang digunakan hingga sekarang. Komponis Indonesia Adi MS membuat itu, pada 1998 yang sekarang direkam kembali.
"Kami berharap justru ingin untuk memperlihatkan kepada anak-anak bahwa Indonesia luar biasa jika menghayati dari syair-syairnya sangat luar biasa," kata Farid. (antaranews.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...