Setiba di Bandara Jeddah Banyak Jemaah Sakit
JEDDAH, SATUHARAPAN.COM – Setelah menempuh perjalanan cukup lama dan melelahkan, banyak jemaah calon haji jatuh sakit saat mendarat di King Abdul Aziz International Airport (KAIA) Jeddah. Mereka yang sakit dirawat di Pos Kesehatan Haji Indonesia di bandara internasional KAIA Jeddah.
"Para jemaah yang dirawat rata-rata berusia lanjut mereka kelelahan dan kekurangan asupan makanan, salah satunya jemaah asal Lombok, menderita Hipoglikemia, yaitu kekurangan gula dalam tubuh disebabkan tidak mau makan dan minum selama penerbangan,” kata kepala Bidang Kesehatan Daerah Jeddah Lucky Tjahjono, yang dikutip dari kemenag.go.id, Senin (1/9).
Berdasarkan data penangan pasien di pos kesehatan haji Indonesia, beberapa jemaah mengalami dehidrasi, sesak nafas, mual-mual, dan diare, salah satu asal Lombok Muhammad Akmal Rayu Nasrun, mengalami dehidrasi sehingga lemas.
Pos kesehatan haji Indonesia yang terletak di Octagon pelataran bandara internasional KAIA Jeddah, walau tempatnya terbatas dengan fasilitas yang sederhana terasa nyaman dan cukup untuk menangani beberapa keluhan yang sakit untuk para jamaah.
Setelah mendapatkan penanganan medis secukupnya di pos kesehatan haji, para jemaah melanjutkan perjalanan ke Madinah untuk menunaikan shalat arbain di Masjid Nabawi.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim menegaskan komitmennya untuk meberikan pelayanan, pembinaan, dan perlindungan yang baik kepada jemaah haji Indonesia.
"Kami semua berkomitmen keras, bertekad kuat untuk memberikan pelayanan dan perlindungan kepada seluruh jemaah dengan seoptimal dan semaksimal mungkin,” kata Menag saat memberikan sambutan pada pelepasan Kloter Pertama Jemaah Haji Embarkasih Jakarta-Pomdok Gede (JKG) di Asrama Haji Pondok Gede, Senin.
Menag berharap sekiranya masih ada hal-hal tidak seperti yang diharapkan para jemaah, agar bisa dimaklumi mengingat jumlah jamaah haji Indonesia yang sangat besar. Menurutnya, dalam setiap kloter saja, jumlahnya mencapai 450 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Menag mengingatkan bahwa selama 39 hari, jemaah haji akan hidup bersama dengan orang yang mungkin selama ini belum dikenal sama sekali dan kemungkinan dengan kebiasaan yang berbeda pula, namun selama di Arab Saudi berada dalam satu kamar yang sama.
"Mungkin ada yang mempunyai kebiasaan tidur dengan lampu padam, ada juga lampu menyala, ada yang menyukai AC dan ada yang tidak,” kata Menag.
Menag berharap para jemaah bisa membesarkan tenggang rasa dan toleransi dalam menghadapi perbedaan di Tanah Suci.
"Kesabaran mutlak harus dimiliki jemaah haji agar selain kesehatan dan kemampuan, yang tidak kalah penting adalah kesabaran sehingga kita bisa istiqamah dalam menjalani ibadah sesuai niat kita,” pesan Menag.
Kepada 450 jemaah haji kloter pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede, Menag juga berpesan agar pandai mensyukuri anugerah menjadi tamu Allah. Caranya bagaimana? Dikatakan Menag dengan menjaga diri masing-masing secara baik.
"Hindarilah segala pertengkaran, bentuk ekspresi kemarahan yang tidak perlu. Kalau memang harus marah, itu betul-betul karena diperlukan. Kalau tidak perlu, tidak usah marah apalagi bertengkar. Kita harus menjaga diri agar betul-betul khusyuk,” katanya.
"Jagalah kesehatan dengan baik dengan cara mengkonsumsi makanan sehat, banyak minum air putih. Jaga stamina, jangan diforsir, dan jangan lupa istirahat,” katanya.
Editor : Bayu Probo
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...