Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 15:57 WIB | Minggu, 12 Juli 2015

Shinta Wahid Jadi Saksi Keberagaman Masyarakat Gresik

Ilustrasi: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kiri) bersama dengan istri mendiang Gus Dur, Shinta Nur Wahid, Yenny Wahid dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat bersama-sama meresmikan patung Abdurrahman Wahid atau Gus Dur semasa kecil di Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4). Patung Gus Dur masa kecil berdiri sambil membaca buku dibuat dari bahan perunggu seberat 400 kilogram karya seniman Yani Mariani Sastranegara atas inisiatif dari Yayasan Komodo Dragon. (Foto: Dok. satuharapan.com/ Dedy Istanto)

GRESIK, SATUHARAPAN.COM – Mantan Ibu Negara, Shinta Nuriyah Wahid, menjadi saksi dalam deklarasi keberagaman masyarakat Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang dipelopori Forum Masyarakat Gresik Pecinta Keberagaman (Formagam).

"Dengan kehadiran saksi dari Ibu Shinta Nuriyah di Gresik diharapkan semakin memperkuat kerukunan dan keberagaman yang telah terbina dengan baik di Kabupaten Gresik," kata Humas Formagam, Zaini Mohammad, di Gresik, Minggu (12/7).

Dikatakan dia, keberagaman penduduk Indonesia yang mampu hidup secara rukun dan damai dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika merupakan aset dan kebanggaan bangsa, sebab dari perbedaan itulah bisa menemukan makna dan hakekat persatuan.

"Masyarakat Gresik yang majemuk berhasil membuktikan secara regional maupun nasional sebagai masyarakat yang dewasa. Terbukti, selama puluhan tahun, perbedaan yang ada tidak pernah memicu konflik sosial. Bahkan, kita bisa hidup berdampingan dengan saling bahu membahu membangun di segala aspek," kata dia.

Oleh karena itu, menurut Zaini dengan kehadiran Ibu Shinta Nuriyah serta dikenal gigih melanjutkan perjuangan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid dalam menjaga kerukunan serta membela hak-hak kaum minoritas sangat berarti bagi masyarakat Gresik.

"Setelah deklarasi ini kami akan terus berkomitmen membantu pemerintah dalam menjaga kehidupan harmonis antar golongan dan kepercayaan," kata dia.

Sementara dalam kesempatan itu, Shinta Nuriyah menyampaikan pokok-pokok dari ajaran K.H. Abdurrahman Wahid yakni menghargai perbedaan karena kita menempati Tanah Air Indonesia yang berbedoman pada Bhineka Tunggal Ika

Selain itu, Shinta juga menyinggung makna ajaran puasa yang juga mengajarkan umat Islam untuk saling menghargai, bersabar, dan menerima setiap perbedaan.  (Ant).

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home