Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Mesir: Kami Ingin Timur Tengah Damai dan Bebas Nuklir
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmy mengatakan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Sabtu (28/9) mengapresiasi bahwa saat ini kondisi politik negaranya dapat tidak memberi toleransi sedikit pun bagi program nuklir yang saat ini ada di beberapa negara di Timur Tengah.
“Saya minta negara-negara untuk membebaskan diri dari senjata pemusnah massal,” kata Fahmy.
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan tersebut, Fahmy mengatakan bahwa Israel sepatutnya bergabung dengan organisasi Nuclear Non-Proliferation Treaty, Fahmy mengatakan pernyataan tersebut karena Mesir menganggap Israel dianggap satu-satunya negara yang memiliki kekuatan nuklir di kawasan itu.
Fahmy meyakini bahwa Mesir akan meratifikasi konvensi PBB tentang senjata biologi dan kimia, akan tetapi jika Israel dan Suriah bersama-sama menandatangani perjanjian tersebut. Ketiga negara tiga beluk terus utama pada dua perjanjian di wilayah tersebut.
Fahmy mengatakan bahwa saat ini hak-hak rakyat Palestina masih akan terus didukungnya karena menurut Mesir, rakyat Palestina berhak untuk menentukan nasib bangsanya sendiri. Fahmy juga mendesak bahwa Israel dan masyarakat internasional harus memberi akses bagi warga Palestina ke berbagai akses mendasar seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Lebih lanjut, Nabil mengatakan bahwa kondisi politik dalam negerinya saat ini menginginkan posisi yang lebih demokratis, kebijakan luar negeri negaranya saat ini merupakan refleksi kehendak rakyat yang dirumuskan sesuai kepentingan dan keamanan nasional.
“Kami sepenuhnya menyadari bahwa keamanan nasional Mesir saat ini, terkait dengan keamanan dan keprihatinan bangsa Arab kami,” katanya.
Fahmy mengatakan bahwa berkaitan dengan benua Afrika saat ini penting untuk membangun kepentingan negara-negara benua Afrika.
“Mesir akan terus membela isu-isu yang penting bagi dunia Islam pada forum Internasional, menyebarkan nilai-nilai Islam moderasi dan toleransi, dan mempromosikan dialog antar agama,” lanjut Fahmy.
Pada bagian akhir, Menteri Luar Negeri Mesir ini menyatakan bahwa akar budaya Mesir yang tertanam di Afrika akan diperkuat. Fahmy mengatakan langkah penguatan tersebut dengan pembentukan lama dari Badan Mesir untuk Kemitraan untuk Pembangunan, yang sebagian besar sumber daya masa depan akan diarahkan ke negara-negara Afrika.
Fahmy mengatakan bahwa saat ini penting di negerinya untuk melakukan reformasi Dewan Keamanan, karena konflik tidak hanya di Mesir tetapi seluruh Afrika membutuhkan representasi dalam kategori keanggotaan permanen dan kehadiran diperluas dalam keanggotaan non-permanen. (israelhayom.com/un.org)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...