Sidang Tahunan PBB, Obama Kecam Warga Israel
NEW YORK, SATUAHARAPAN.COM – Di hadapan sidang umum tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-69, Rabu (24/9), Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam banyaknya warga Israel yang berupaya menggagalkan usaha perdamaian dengan Palestina. Dia mendesak Israel melanjutkan usaha perdamaian dan mengakhiri status quo Palestina.
"Kekerasan yang melanda Eropa saat ini telah membuat terlalu banyak orang Israel siap untuk meninggalkan kerja keras perdamaian," kata Obama seperti dikutip dari newsweek.com, Kamis (25/9).
"Hal tersebut layak menjadi refleksi di dalam negeri Israel," Presiden Amerika Serikat itu menambahkan.
Dalam sidang umum tahunan PBB kali ini, sebagian besar pidato Obama berisi penggalangan dukungan untuk operasi militer Amerika terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS). Namun dia menegaskan kembali perihal komitmen Amerika terhadap perdamaian Israel dan Palestina.
"Mari kita perjelas, status quo di Tepi Barat dan Gaza tidak boleh berlanjut. Kita tak bisa berpaling dari upaya (perdamaian) ini, bukan hanya ketika roket ditembakkan kepada orang Israel yang tak bersalah atau saat kehidupan begitu banyak anak Palestina terenggut dari kita di Gaza," kata Obama.
Komentar Obama ini merupakan penyikapan setelah perang 50 hari antara Israel dan Hamas yang berakhir pada Agustus 2014 lewat gencatan senjata jangka panjang dengan mediasi Mesir.
Setelah gencatan itu, Israel justru mengumumkan perampasan tanah di Tepi Barat. Para penentang pendudukan Israel di Tepi Barat menyebut perampasan ini adalah yang terbesar dalam 30 tahun terakhir. Tindakan Israel itu sontak mengundang kecaman dari Palestina dan teguran dari Amerika.
Duta Besar Israel untuk PBB Ron Prosor menolak memberi komentar terkait pidato Obama yang menyinggung negaranya itu. Gedung Putih pun tak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang refleksi Israel yang disebut dalam pidato Obama.
"Pesan itu konsisten dengan apa yang kami katakan untuk waktu yang lama tentang status quo yang (seharusnya) tidak berkelanjutan," ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Bernadette Meehan.
Di sidang umum tahunan PBB tahun 2013, Obama menyatakan penyelesaian konflik Israel-Palestina sebagai salah satu prioritas periode kedua pemerintahannya. Namun pidato pada Rabu (25/9) tak menyinggung janjinya tahun lalu maupun langkah-langkah untuk memulai kembali perundingan damai atas masalah tersebut.
Hubungan Obama dan Netanyahu pun menegang setelah upaya damai yang dimotori Amerika untuk Gaza gagal total pada April 2014. Dalam kunjungan Netanyahu ke Ruang Oval Gedung Putih pada 2011, Netanyahu diketahui menceramahi Obama tentang perjuangan panjang kaum Yahudi, untuk menentang ajakan Obama mengembalikan batas wilayah Israel-Palestina ke posisi sebelum perang Arab-Israel pada 1967.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...