Sidang Umum PBB: Iran Mengajak Dunia Menentang Kekerasan dan Ekstremisme
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Presiden Iran, Hasan Rouhani, kemarin (24/9) mendapat giliran berbicara dalam sesi debat sidang Majelis Umum PBB. Dalam kesempatan itu ia mengajak negara-negara untuk mendukung WAVE (World Against Violence and Extremism-Dunia Menentang Kekerasan dan Ekstremisme). Rouhani juga menambahkan, “Iran berusaha menyelesaikan masalah, bukan untuk menciptakan.”Menurutnya, “Senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya tidak memiliki tempat dalam doktrin keamanan dan pertahanan Iran.”
Berikut ini adalah teks lengkap pidato Hassan Rouhani kepada Majelis Umum PBB.
Dalam nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Berkat dan Damai atas Nabi Muhammad, kerabat dan sahabatnya.
Presiden, Sekretaris Jenderal, dan hadirin yang saya muliakan,
Pada awalnya, saya ingin mengucapkan selamat paling tulus saya pada presiden Majelis Umum terpilih (John W. Ashe dari Antigua dan Barbuda-red). Juga saya sampaikan penghargaan atas upaya yang sangat berharga dari Sekretaris Jenderal kita.
Dunia kita saat ini kenyang dengan ketakutan dan harapan; ketakutan atas perang dan perseteruan regional dan relasi global; ketakutan atas konfrontasi mematikan atas identitas agama, etnis dan bangsa; ketakutan atas institusionalisasi kekerasan dan ekstremisme, ketakutan atas kemiskinan dan diskriminasi yang merusak, ketakutan atas pembusukan dan perusakan sumber daya hidup, ketakutan atas pengabaian martabat dan hak-hak manusia, dan ketakutan atas pengabaian moralitas. Di samping kekhawatiran ini, bagaimanapun, ada harapan baru, harapan penerimaan universal oleh rakyat dan elit di seluruh dunia untuk mengatakan “ya bagi perdamaian dan tidak untuk perang”; dan harapan preferensi dialog melalui konflik, dan moderasi atas ekstremisme. (Moderasi adalah proses menghilangkan atau mengurangi ekstremisme. Ini digunakan untuk memastikan seluruh media dalam kondisi normal-red).
Harapan dan Moderasi Adalah Pilihan Rakyat Iran
Pemilihan umum di Iran beberapa waktu lalu jelas menunjukkan itu. Teladan hidup atas kebajikan untuk memilih harapan, rasionalitas dan moderasi yang dilakukan rakyat Iran. Realisasi demokrasi yang konsisten dengan agama dan transfer damai kekuasaan eksekutif menunjukkan bahwa Iran adalah jangkar stabilitas di tengah lautan ketidakstabilan regional. Kepercayaan kuat masyarakat kami dan pemerintah untuk mempertahankan kedamaian abadi, stabilitas, ketenangan, resolusi damai atas sengketa dan ketergantungan pada kotak suara sebagai dasar kekuasaan, penerimaan publik dan legitimasi, memang memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman.
Presiden dan hadirin yang saya muliakan,
Periode kritis saat transisi dalam hubungan internasional penuh bahaya, meskipun ada kesempatan unik. Setiap kesalahan perhitungan posisi seseorang, dan tentu saja, orang lain, akan menimbulkan kerusakan bersejarah. Suatu kesalahan oleh satu pelaku akan berdampak negatif pada orang lain.
Kerentanan sekarang menjadi fenomena global dan tak terpisahkan.
Pemaksaan Negara kepada Negara Lain, Melanggar HAM
Pada saat yang sensitif dalam sejarah hubungan global, permainan saling menghancurkan sudah berakhir, meskipun beberapa aktor masih cenderung mengandalkan cara-cara kuno dan sangat tidak efektif dan sarana untuk melestarikan superioritas dan dominasi lama mereka. Penggunaan kekerasan dan militer untuk menundukkan orang lain adalah contoh gagal dalam melanggengkan cara lama dalam situasi baru.
Pemaksaan ekonomi dan kebijakan dan praktik militer yang diarahkan untuk memelihara dan melestarikan superioritas dan dominasi ditempuh di dalam konsep yang meniadakan perdamaian, keamanan, martabat manusia, dan cita-cita manusia. Mengabaikan perbedaan antara masyarakat dan mengglobalkan nilai-nilai Barat nilai universal merupakan manifestasi lain dari pola pikir seperti yang saya sebut tadi. Ini adalah refleksi lain dari model kognitif yang sama dengan kegigihan mental Perang Dingin dan pembagian bi-polar dunia menjadi “kami superior” dan “mereka inferior”.
Embusan ketakutan dan fobia di sekitar munculnya aktor-aktor baru di panggung dunia adalah hal lain. Dalam lingkungan, pemerintahan dan komunitas non-pemerintah seperti itu, kekerasan atas nama agama, etnis, dan bahkan ras telah meningkat. Dan, tidak ada jaminan bahwa era tenang di antara kekuatan-kekuatan besar akan tetap kebal dari wacana, praktik dan tindak kekerasan. Dan, dampak bencana kekerasan dan ekstremis seharusnya tidak—pada kenyataannya, tidak boleh—dianggap remeh.
Dalam konteks ini, strategi kekerasan, yang dimanifestasikan dalam upaya untuk mencabut pemain regional dari domain alami mereka atas tindakan, kebijakan penahanan, perubahan rezim dari luar, dan upaya untuk mendesain ulang batas-batas politik dan perbatasan, sangat berbahaya dan provokatif.
Wacana politik internasional lazim menggambarkan pusat peradaban yang dikelilingi oleh perifer tak beradab. Dalam gambaran ini, hubungan antara pusat kekuasaan dunia dan orang pinggiran bersifat hegemonik. Wacana menempatkan pihak Utara di tengah panggung dan kaum Selatan ke pinggiran telah menyebabkan pembentukan monolog pada tingkat hubungan internasional. Penciptaan perbedaan identitas ilusi dan kekerasan yang lazim saat ini membentuk xenofobia. Ini merupakan hasil tak terelakkan dari wacana tersebut. Propaganda dan iman-fobia, Islamo-fobia, Syiah-fobia, dan Iran-fobia yang tak berdasar merupakan ancaman serius terhadap perdamaian dunia dan keamanan manusia.
Wacana bersifat propaganda telah mencapai tingkat berbahaya melalui penggambaran dan penanaman ancaman imajiner. Salah satu ancaman imajiner tersebut adalah yang disebut “ancaman Iran”—yang telah digunakan sebagai alasan untuk membenarkan praktik kejahatan dan bencana selama tiga dekade terakhir. Tuduhan terhadap rezim Saddam Hussein atas kepemilikan senjata kimia dan mendukung Taliban dan Al-Qaeda hanya dua contoh dari bencana tersebut.
Iran Memelopori Perdamaian
Izinkan saya mengatakan ini dengan segala ketulusan sebelum sidang Agustus ini bahwa berdasarkan bukti tak terbantahkan, mereka yang berkoar-koar atas apa yang disebut ancaman Iran merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional sendiri atau mempromosikan ancaman tersebut. Iran tidak menimbulkan ancaman bagi dunia atau wilayah sekitarnya. Faktanya, dalam cita-cita serta dalam praktik keseharian, negara saya telah memelopori kedamaian dan keamanan yang komprehensif.
Presiden dan hadirin yang saya muliakan,
Tidak ada tempat di dunia yang tindakan kekerasan begitu mematikan dan merusak seperti di Afrika Utara dan Asia Barat. Intervensi militer di Afghanistan, perang Saddam Hussein yang dipaksakan terhadap Iran, pendudukan Kuwait, intervensi militer terhadap Irak, represi brutal terhadap rakyat Palestina, pembunuhan masyarakat umum dan tokoh politik di Iran, dan pengeboman teroris di negara-negara seperti Irak, Afghanistan dan Lebanon adalah contoh kekerasan di wilayah ini dalam tiga dekade terakhir.
Apa yang telah—dan terus—dilakukan terhadap orang-orang tak bersalah di Palestina adalah kekerasan struktural. Palestina kini di bawah pendudukan, hak-hak dasar rakyat Palestina dilanggar, dan mereka yang telah dicabut dari hak untuk kembali dan mengakses ke rumah, tempat kelahiran dan tanah air mereka. Apartheid sebagai konsep menggambarkan kejahatan dan agresi dilembagakan terhadap rakyat Palestina.
Tragedi kemanusiaan di Suriah merupakan contoh menyakitkan penyebaran bencana kekerasan dan ekstremisme di wilayah kita. Sejak awal krisis dan ketika beberapa aktor regional dan internasional meningkatkan militerisasi melalui suplai senjata dan orang-orang ke negara dan aktif mendukung kelompok ekstremis, kami menekankan bahwa tidak ada solusi militer untuk krisis Suriah.
Mengejar strategi ekspansionis agar mengubah keseimbangan regional melalui kaki tangannya tidak bisa disamarkan di balik retorika kemanusiaan. Tujuan umum dari masyarakat internasional adalah harus cepat diakhirinya pembunuhan orang tak bersalah. Kami mengecam penggunaan senjata kimia, tetapi kami menyambut penerimaan Suriah atas Konvensi Senjata Kimia. Dan, kami percaya bahwa akses oleh kelompok teroris ekstremis terhadap senjata kimia adalah bahaya terbesar bagi wilayah. Senjata kimia milik kelompok teroris yang harus diperhatikan dalam setiap rencana pelucutan senjata. Bersamaan dengan itu, saya harus menggarisbawahi bahwa tidak sah dan tidak efektif ancaman untuk menggunakan kekuatan. Itu hanya akan menyebabkan kekerasan dan krisis di wilayah tersebut makin parah.
Terorisme dan pembunuhan orang tak bersalah merupakan kebiadaban utama ekstremisme dan kekerasan. Terorisme merupakan momok kekerasan dan tidak mengenal batas negara atau nasional. Tapi, kekerasan dan tindakan ekstrem seperti penggunaan drone terhadap orang tak bersalah atas nama memerangi terorisme juga harus dihukum. Di sini, saya juga harus mengatakan sepatah kata pun tentang pembunuhan ilmuwan nuklir Iran. Atas kejahatan apa mereka dibunuh? PBB dan Dewan Keamanan harus menjawab pertanyaan: apakah para pelaku telah dikecam?
Sanksi tidak adil, sebagai manifestasi dari kekerasan struktural, pada hakikatnya tidak manusiawi dan menentang perdamaian. Dan, bertentangan dengan klaim dari mereka yang mengejar dan memaksakan mereka, para ahli itu bukan pejabat negara dan elite politik yang ditargetkan, melainkan, mereka adalah orang-orang biasa yang menjadi korban sanksi tersebut.
Janganlah kita melupakan jutaan rakyat Irak yang menderita akibat sanksi yang tercakup dalam jargon hukum internasional. Mereka menderita dan kehilangan nyawa mereka dan masih banyak lagi yang terus menderita sepanjang hidup mereka. Sanksi ini adalah kekerasan, murni dan sederhana, apakah disebut pintar atau sebaliknya, unilateral atau multilateral.
Sanksi ini melanggar hak asasi manusia, antara lain, hak untuk perdamaian, hak melakukan pembangunan, hak untuk mendapatkan kesehatan dan pendidikan, dan di atas semua, hak untuk hidup. Sanksi, melampaui semua retorika, menyebabkan orang makin agresif, perang dan penderitaan manusia. Perlu diingat, bagaimanapun, bahwa dampak negatif tidak hanya terbatas pada korban yang ditargetkan menerima sanksi, tetapi juga memengaruhi perekonomian dan kehidupan negara-negara lain dan masyarakat, termasuk negara-negara menerapkan sanksi.
Ekstremisme Melanggar HAM
Presiden dan para hadirin,
Kekerasan dan ekstremisme saat ini telah melampaui dunia fisik dan sayangnya menyengsarakan dan mencoreng dimensi mental dan spiritual kehidupan dalam masyarakat manusia. Kekerasan dan ekstremisme tidak meninggalkan ruang untuk pemahaman dan moderasi sebagai fondasi yang diperlukan kehidupan kolektif manusia dan masyarakat modem.
Intoleransi adalah keadaan dari waktu kita. Kita perlu untuk mempromosikan dan memperkuat toleransi dalam terang ajaran agama dan pendekatan budaya dan politik yang sesuai. Masyarakat manusia harus diangkat dari keadaan yang sekadar toleran terhadap kolaborasi kolektif. Kita seharusnya tidak hanya menolerir orang lain. Kita harus naik di atas sekadar toleransi dan berani untuk bekerja sama.
Orang di seluruh dunia lelah dengan perang, kekerasan dan ekstremisme. Mereka berharap ada perubahan atas status quo. Dan, ini adalah kesempatan unik—bagi kita semua. Republik Islam Iran percaya bahwa semua tantangan dapat dikelola melalui campuran harapan dan moderasi yang pintar dan bijak. Penghasut perang bertekad memadamkan semua harapan. Tapi, harapan untuk perubahan yang lebih baik adalah konsep yang religius, luas, dan universal.
Harapan didirikan pada keyakinan dalam kehendak universal orang di seluruh dunia untuk memerangi kekerasan dan ekstremisme, untuk menghargai perubahan, untuk menentang struktur yang dipaksakan, nilai dari pilihan, dan bertindak sesuai dengan tanggung jawab manusia. Harapan tidak diragukan lagi adalah salah satu karunia terbesar diberikan manusia oleh Sang Pencipta. Dan, moderasi adalah untuk berpikir dan bergerak secara arif, bijaksana cara, sadar akan waktu dan ruang, dan untuk menyelaraskan cita-cita mulia dengan pilihan strategi dan kebijakan yang efektif, sementara menyadari realitas objektif.
Rakyat Iran, dalam pilihan bijaksana sadar dalam pemilu terakhir, memilih wacana harapan, pandangan ke depan dan moderasi bijaksana—di dalam maupun luar negeri. Dalam kebijakan luar negeri, kombinasi dari unsur-unsur berarti bahwa Republik Islam Iran, sebagai kekuatan regional, akan bertindak secara bertanggung jawab berkaitan dengan keamanan regional dan internasional, dan bersedia dan siap untuk bekerja sama di bidang ini, secara bilateral maupun multilateral, dengan aktor-aktor lain yang bertanggung jawab.
Kami membela perdamaian berdasarkan demokrasi, termasuk di Suriah, Bahrain, dan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah. Kami percaya bahwa tidak ada solusi kekerasan terhadap krisis dunia. Realitas pahit dan jelek dari masyarakat manusia hanya dapat diatasi melalui jalan lain untuk dan ketergantungan pada hikmat manusia, interaksi dan moderasi. Mengamankan perdamaian dan demokrasi dan menjamin hak-hak sah semua negara di dunia, termasuk di Timur Tengah, tidak bisa—dan tidak akan—diwujudkan melalui militerisme.
Nuklir Iran untuk Perdamaian
Iran berusaha untuk menyelesaikan masalah, bukan untuk menciptakan masalah. Tidak ada isu atau dokumen yang tidak dapat diselesaikan melalui ketergantungan pada harapan dan kebijakan moderasi, saling menghormati, dan penolakan terhadap kekerasan dan ekstremisme. Dokumen nuklir Iran adalah hal semacam itu.
Ini seperti jelas dinyatakan oleh Pemimpin Revolusi Islam bahwa penerimaan hak-hak mutlak Iran merupakan yang terbaik dan termudah untuk menyelesaikan masalah ini. Ini bukan retorika politik. Sebaliknya, hal itu didasarkan pada pengakuan yang mendalam atas teknologi di Iran, lingkungan politik global, mengakhiri permainan saling menghancurkan, dan keharusan untuk mencari tujuan dan kepentingan bersama menuju mencapai pemahaman bersama dan keamanan bersama. Iran dan aktor-aktor lain harus mengejar dua tujuan umum seperti dua bagian yang saling tidak terpisahkan dari solusi politik untuk dokumen nuklir Iran.
Program nuklir Iran—dan dalam hal ini, bahwa dari semua negara-negara lain—harus mengejar tujuan damai eksklusif. Saya menyatakan di sini, secara terbuka dan jelas tentang tujuan pertama dari Republik Islam Iran. Senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya tidak memiliki tempat dalam doktrin keamanan dan pertahanan Iran. Ini juga bertentangan dengan keyakinan agama dan etika dasar. Kepentingan nasional kita membuatnya penting bahwa kita menghapus setiap dan semua kekhawatiran yang wajar tentang program nuklir damai Iran.
Tujuan kedua, yaitu penerimaan dan penghormatan terhadap pelaksanaan hak untuk pengayaan di Iran dan pemenuhan hak nuklir memberi satu-satunya jalan untuk mencapai tujuan pertama. Pengetahuan nuklir di Iran telah dijinakkan sekarang dan teknologi nuklir, termasuk pengayaan, telah mencapai skala industri. Oleh karena itu, suatu ilusi, dan sangat tidak realistis, untuk menganggap bahwa sifat damai program nuklir Iran dapat dijamin melalui menghambat program melalui tekanan sah.
Dalam konteks ini, Republik Islam Iran, bersikeras pada pelaksanaan hak dan keharusan menghormati dan kerja sama internasional dalam masalah ini, siap untuk terlibat langsung dalam pembicaraan terikat waktu dan berorientasi hasil untuk membangun saling percaya dan penghapusan ketidakpastian yang saling menguntungkan dengan transparansi penuh.
Iran berusaha terlibat secara konstruktif dengan negara-negara lain atas dasar saling menghormati dan kepentingan bersama, dan dalam kerangka yang sama tidak berusaha untuk meningkatkan ketegangan dengan Amerika Serikat. Saya mendengarkan dengan saksama pernyataan yang dibuat Presiden Obama hari ini di Majelis Umum. Sepadan dengan kemauan politik dari pimpinan di Amerika Serikat dan berharap bahwa mereka akan menahan diri untuk mengikuti kehendak berperang, kita dapat sampai pada kerangka kerja untuk mengelola perbedaan-perbedaan kita. Untuk tujuan ini, kesetaraan, saling menghormati, dan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui harus diatur dalam interaksi. Tentu saja, kami berharap untuk mendengar suara yang konsisten dari Washington.
Presiden dan hadirin yang saya muliakan,
Ajakan Iran
Dalam beberapa tahun terakhir, suara dominan telah berulang kali mendengar, “Opsi militer sudah di atas meja.” Dengan latar belakang pertentangan ilegal dan tidak efektif ini, saya katakan keras dan jelas bahwa “perdamaian berada dalam jangkauan”. Jadi, nama Republik Islam Iran saya mengusulkan, sebagai langkah awal, PBB mempertimbangkan proyek “the World Against Violence and Extremism.”(Dunia Menentang Kekerasan dan Ekstremisme—WAVE ). Mari kita semua bergandengan ini saya mengajak semua negara mendukung “WAVE.” Saya mengundang semua organisasi internasional dan lembaga-lembaga sipil untuk melakukan upaya baru untuk memandu dunia dalam arah ini.
Kita harus mulai berpikir tentang “Koalisi untuk Memperkuat Perdamaian” di seluruh dunia daripada “Koalisi untuk Perang” yang sudah terbukti tidak efektif.
Hari ini, Republik Islam Iran mengundang Anda dan seluruh masyarakat dunia untuk mengambil langkah maju, undangan untuk bergabung dengan WAVE: Dunia Menentang Kekerasan dan Ekstremisme. Kita harus menerima dan dapat membuka cakrawala baru di mana perdamaian akan menang atas perang, toleransi atas kekerasan, pertumpahan darah atas kemajuan, keadilan atas diskriminasi, kemakmuran atas kemiskinan, dan kebebasan atas despotisme. Seperti indah dikatakan oleh Firdausi, penyair terkenal epik Iran:
“Perjuangkanlah tanpa henti sebagai penyebab kebaikan
Bawalah musim semi, Anda harus, mengusir musim dingin, Anda harus.”
Meskipun menghadapi semua kesulitan dan tantangan, saya sangat optimis tentang masa depan. Saya tidak ragu bahwa masa depan akan cerah dengan seluruh dunia solid menolak kekerasan dan ekstremisme. Moderasi akan menjamin masa depan yang cerah bagi dunia. Harapan saya, selain dari pengalaman pribadi dan nasional, berasal dari kepercayaan yang dimiliki oleh semua agama samawi bahwa masa depan yang baik dan terang menanti dunia. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an :
“Dan Kami proklamirkan dalam Zabur, sesudah Kami telah proklamirkan dalam Taurat, bahwa hamba-Ku yang saleh akan mewarisi bumi”(Surah 21:105). (timesofisrael.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...