Sidang WCC: Dialog Antar Agama untuk Keadilan dan Perdamaian
BUSAN, SATUHARAPAN.COM – Tujuan dialog antar agama adalah untuk menemukan keadilan dan kedamaian dalam masyarakat. Tujuan dialog antar-ekumenis adalah menemukan kesatuan.
Demikian dikatakan Kardinal Kurt Koch, Presiden Dewan Kepausan untuk Persatuan Kristiani kepada pers Korea Selatan, di tengah penyelenggaraan Sidang Raya Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches / WCC), di Busan, Korea Selatan.
Koch hadir apad perhelatan yang di Korea disebut sebagai "Olimpiade Agama." Sebab, sidang yang dihadiri lebih dari 5.000 peserta ini begitu beragam dan mengangkat sejumlah isu global yang penting.
Sidang ini dihadiri peserta mewakili 345 gereja Protestan, tetapi juga menghadirkan para pemimpin Katolik, dan Islam. Media di Korea Selatan menyebutkan Ketua PP Muhammadiyah, Dr. Din Samsuddin hadir dalam acara tersebut. Sidang WCC banyak diharapkan untuk mencairkan kebekuan relasi di antara berbagai agama.
Kardinal Koch tiba di Seoul pada hari Senin (28/10) dan bertemu dengan para pemimpin dari Gereja Anglikan, Lutheran, Ortodoks, dan gereja-gereja Methodist untuk membahas isu-isu yang dihadapi orang Kristen dan bertujuan untuk membangun persatuan.
Kardinal Koch pada tahun 2010 ditunjuk untuk mengepalai dewan yang mengelola berbagai pembicaraan dan dialog antara gereja, termasuk Gereja Ortodoks, berbagai denominasi gereja Protestan dan sinagog Yahudi.
Di dunia, gereja Protestan saja ada lebih dari 345 denominasi dan tidak ada yang tahu jumlah persisnya agama yang ada di Bumi. Orang dengan keyakinan yang berbeda telah saling tidak peduli atau terlibat konflik agama dalam kurun waktu yang panjang. Namun dinilai sangat sedikit upaya untuk mencari solusi.
Kardinal Koch, mengatakan gereja Katolik telah ikut mengambil langkah menuju rekonsiliasi dengan mencari dan memperdalam dialog di antara ide-ide yang berbeda. Sejak Konsili Vatikan II, gereja Katolik telah menjangkau dalam dialog dengan berbagai gereja baik di dalam Kristen dan agama-agama lain
Kardinal Koch mengatakan bahwa bukan hanya kalangan religius yang perlu rekonsiliasi. Keretakan antara gereja-gereja yang berbeda dan dugaan penyimpangan telah membuat orang-orang menjauh dari gereja, tidak terkecuali di Korea.
"… Apa yang Paus Fransiskus katakan bahwa gereja kami bukan LSM. Gereja harus dimulai dengan persekutuan, saling mencintai dan yang pada akhirnya akan mengalir kembali ke masyarakat dan memiliki pengaruh baik. Itulah peran fundamental Gereja ,” kata dia.
Uskup Agung Hyginus Kim Hee-joong yang juga Ketua Konferensi Waligereja Korea untuk Komite Ekumene dan Dialog Antar-Agama datang mendampingi Kardinal Koch di Busan. Dia menambahkan, "Isu ini adalah masalah yang sangat sulit. Ada pepatah Sesuatu yang tidakb bisa maju, akan mundur."
“Dalam rangka untuk kemajuan kita harus selalu ingat semangat mendasar dari Kristen dan mencoba untuk menjaga nilai dan kebajikan kontemporer. Ketika perut kita penuh semangat kita akan lapar. Ini adalah pertanyaan besar: Bagaimana kita bisa tetap kudus?" kata dia.
"Sejak awal WCC ada untuk dialog antar gereja Kristen, juga mengutamakan persatuan antara agama Kristen. Mencari persatuan, saya yakin, akan memberikan kontribusi kepada masyarakat, dan mudah-mudahan juga rekonsiliasi di antara dua Korea. WCC dengan baik hati mengundang gereja Katolik adalah awal yang baik," kata dia.
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...