Sidang WCC: Doa untuk Keadilan

Koor anak-anak Korea memuka Pleno Keadilan. (Foto-foto: WCC/Peter Williams)

Pleno keadilan, dimoderatori Rev. Dr Angelique Walker-Smith.

Rev. Cornelia F�llkrug-Weitzel, Executive Director, Bread for the World, Jerman.

Tari Tradisional Korea di Madang Hall. (Teresiah Njoki/WCC)

Tari Tradisional Korea di Madang Hall.

Peserta Muda Sidang WCC memprotes penggunaan nuklir. Dipimpin Gereja Presbiterian di Taiwan saat sidang. (Foto: Peter Williams/WCC)

Lokakarya Madang - Kerja sama holistic dalam memperlengkapi kaum marginal. (ki-ka) Mari Pntinen, Yonas Yigezu Dibisa, Risto Leikola, Wakseyoum Idosa Negeri, Kirsi Leikola, dan Seppo Rissanen. (Foto: Joanna Lindén-Montes/WCC)

Doa malam yang disampaikan semua perwakilan negara-negara. (Foto: Peter Williams/WCC)

Doa dari perwakilan Timur Tengah.

Khotbah penutupan Pleno Keadilan oleh Rev. Dr Jennifer Leath, Gereja Methodist Episkopal Africa Amerika Serikat.

BUSAN, SATUHARAPAN.COM Fokus untuk Sidang ke-10 WCC pada Rabu (6/11) adalah berkarya untuk keadilan. Dimulai dengan doa dan musik, acara utama pleno keadilan. Hadirin mendengar dari pembicara yang menyoroti isu-isu kunci dari keadilan: keadilan dalam sistem ekonomi global, memegang lembaga keuangan akuntabel, melanjutkan upaya untuk hak asasi manusia dan martabat manusia, memberdayakan gereja-gereja untuk mengatasi keprihatinan ekologi, serta menangani ancaman HIV dan AIDS.

Dalam pleno juga ada acara berbagi karunia budaya, kisah-kisah, rasa sakit, dan pengalaman bersama dalam presentasi dan lokakarya di Aula Madang. Dan, acara ditutup dengan doa dipimpin oleh perwakilan dari seluruh dunia. (FB WCC)