Sidney Jones: Aksi Kekerasan Atas Nama Agama Bertransformasi dan Jauh Lebih Kompleks
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pakar Terorisme Internasional Sidney Jones mengatakan bahwa aksi kekerasan atas nama agama di Indonesia bertransformasi dan menjadi jauh lebih kompleks. Menurut Sidney Jones, para pemuda yang awalnya aktif terlibat dalam kampanye anti maksiat kemudian beralih ke bentuk yang lebih ekstrim, yaitu aksi-aksi kekerasan.
Aksi seperti ini ditemukannya dalam lebih banyak kasus. Para pemuda ini memulainya dengan menggunakan tongkat dan batu atas nama menjaga moralitas umat Islam serta menjaga agamanya dari hal-hal yang menyimpang, namun belakangan mencoba menggunakan bom.
Sidney mencontohkan tentang peristiwa yang terjadi di Cirebon.
“Sebagian orang membantu merencanakan pengeboman Masjid adz Dzikir awalah adalah anggota dari dua kelompok masyarakat madani garis keras terkemuka, Forum Ukhuwah Islamiyah dan Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat. Keduanya dipimpin seorang ulama yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia setempat dan mengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon."
"Kedua kelompok ini bertanggungjawab atas serangkaian aksi kekerasan atas kelompok minoritas dan tempat-tempat maksiat. Mereka menutup sebuah stasiun televisi Kristen pada 2008, menutup secara paksa beberapa balai pertemuan Protestan, bekerjasama dengan polisi untuk melarang sekte ‘Surga Eden’ pada 2010, menyerang kampung Ahmadiyah di Manis Lor, dan kemudian melakukan serangkaian serangan ke karaoke dan supermarket yang menjual bir pada tahun yang sama."
“Bagi saya mengejutkan tak hanya soal menyeberangnya beberapa anggota Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat dan Forum Ukhuwah Islamiyah ke kelompok teroris. Tetapi juga bahwa kegiatan anti minoritas mereka telah dipromosikan seorang dosen di lembaga pendidikan negara. Dan dalam beberapa kasus serangan anti maksiat mereka bisa bekerjasama dengan polisi setempat."
Kita juga sulit mengerti perkembangan civil society yang intoleran tanpa memahami dukungan aktif terhadap organisasi-organisasi ini dari orang-orang yang berkuasa.” Kata Sidney Jones.
Menurut Sidney Jones, solusi masalah aksi kekerasan atas nama agama setidaknya harus dimulai dari penolakan kekerasan. Pemerintah baik di tingkat nasional hingga lokal harus berkomitmen menegakkan hukum terhadap pelbagai aksi penghasutan, vandalisme, serta penyerangan.
“Mereka juga perlu memastikan bahwa yang berada di sekitarnya, para menteri, kepala dinas, penasihat, dan staf, juga komitmen yang sama. Tidak ada gunanya bagi Presiden untuk meminta warga menghormati keragaman ketika beberapa menterinya sendiri mengirim pesan yang sebaliknya,” kata Sidney Jones dalam Nurcholish Madjid Memorial Lecture ‘Sisi Gelap Reformasi Indonesia: Ancaman Masyarakat Madani Garis Keras’ di Auditorium Universitas Paramadina Jakarta pada Kamis malam (19/12).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...