Simon Santoso Mengundurkan Diri dari Pelatnas PBSI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Simon Santoso, salah satu andalan tunggal putra Indonesia memutuskan mengundurkan diri dari Pelatihan Nasional (Pelatnas) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), di Cipayung, Jakarta. Simon mengajukan surat pengunduran diri mulai Jumat (17/1) silam.
Simon telah menjadi bagian dari pelatnas lebih dari 11 tahun, atau tepatnya pada 2002. Pada awal 2014 ini Simon Santoso mengalami kekalahan saat mewakili Indonesia pada Korea Open Super Series (Korea Terbuka), dan Malaysia open Super Series Premier 2014 (Malaysia Terbuka).
Simon mengalami cedera pada akhir 2012, sehingga harus absen pada sejumlah turnamen, hal yang sama terjadi pada 2013 silam tatkala cedera pinggang menghantuinya, oleh karena itu Simon batal berlaga di ajang bergengsi Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013. Absennya Simon pada beberapa ajang tersebut, membuat rankingnya di urutan atlet badminton tunggal putra melorot jauh dari rangking 100 besar dunia.
Mundurnya Simon juga turut dipengaruhi oleh pernyataan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi, Rexy Mainaky yang pada Kamis (9/1) mengatakan bahwa pada 2014 Simon harus mencapai target tertentu, akan tetapi kenyataanya dalam dua turnamen tersebut Simon gagal di babak-babak awal.
Dalam kesempatan terpisah, Achmad Budiharto selaku Wakil Sekretaris Jenderal PBSI mengatakan walau Simon mengundurkan diri, tetapi PBSI masih memperbolehkan Simon kembali ke Cipayung guna sekedar berlatih.
"Walaupun Simon sudah tidak bergabung dengan pelatnas, namun Simon masih akan melanjutkan karirnya di dunia bulutangkis. Untuk itu, PBSI membuka pintu selebar-lebarnya jika Simon ingin berlatih bersama dan membutuhkan sparring di Cipayung," kata Achmad.
Achmad mengatakan apabila salah seorang pemain mengundurkan diri, bukan berarti pemain tersebut tidak dapat berbuat yang terbaik bagi Indonesia.
“Pelatnas adalah salah satu bagian dari PBSI, demikian juga dengan semua klub-klub (badminton) yang berada di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, ketika seseorang pemain sudah tidak berada di pelatnas lagi, bukan berarti pemain tersebut tidak bisa memberikan kontribusi untuk PBSI,” kata Achmad.
Prestasi terbaik pria kelahiran 29 Juli 1985 ini adalah meraih medali emas pada SEA Games 2011 di Palembang, dan SEA Games 2009 di Laos.
Pada Denmark Terbuka 2009, Simon meraih gelar juara, selain itu pada turnamen dalam negeri Simon pernah meraih Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2012, Yonex-Sunrise Indonesia Open Grand Prix Gold 2013, dan Kejurnas PBSI 2013. (badmintonindonesia.org)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...