Sinagoga Turki Dibuka, Yahudi dan Muslim Buka Puasa Bersama
EDIRNE, SATUHARAPAN.COM – Komunitas Yahudi Turki menjadi tuan rumah buka puasa atau Iftar yang melibatkan lebih dari 700 orang Yahudi dan Muslim datang bersama-sama awal pekan ini untuk merayakan dibukanya kembali tempat ibadah umat Yahudi The Great Edirne Synagogue seperti yang dilaporkan oleh harian Hurriyet pada Selasa (23/6).
Dengan bantuan dari Direktorat Jenderal Yayasan, perwakilan kepala komunitas Yahudi di Turki, Ishak Ibrahimzadeh, ingin menunjukkan penghargaan dan "rasa terima kasih warga Endirn" melalui Iftar.
"Kami berpikir bahwa cara yang paling nyaman untuk berterima kasih kepada orang-orang di Edirne adalah untuk berbagi bersama saat buka puasa dan makan dengan mereka" kata Ibrahimzadeh, menambahkan. "Kami sangat berterima kasih kepada mereka semua. Kami kembali ke Edirne dan menemukan rumah yang lebih indah daripada kita sendiri," kata dia yang mengacu pada wilayah provinsi barat laut.
Setelah masa pemulihan yang panjang, dan sedikit kontroversi, Sinagoga Edirne bersejarah itu kembali dibuka pada tanggal 26 Maret.
Sinagoge telah menjadi pusat-titik dalam debu panas politik antara Gubernur Edirne Dursun Ali Åahin dan komunitas Yahudi setelah Sahin mengatakan kepada wartawan bahwa rumah ibadat tidak akan dibuka kembali untuk ibadah, seperti yang direncanakan, melainkan berubah menjadi sebuah museum. Komentar itu dibuat dalam menanggapi apa yang disebut kantor berita Turki Hurriyet sebagai "pembalasan atas serangan militer Israel di Masjid al-Aqsa di Yerusalem pada saat itu."
Sahin kemudian meminta maaf atas pernyataannya, mengklaim bahwa komentarnya tidak ditujukan terhadap Turki Yahudi.
The Great Synagogue of Edirne dibangun pada tahun 1907 setelah kebakaran besar di kota pada tahun 1905 menghancurkan 13 sinagoga secara terpisah. Bangunan ini dibangun menggunakan Leopoldstadter Tempel Wina, yang kemudian dihancurkan oleh Nazi, sebagai contoh, tapi kemudian ditinggalkan pada tahun 1983 karena kurangnya jemaat, menurut Hurriyet.
Sinagoga kemudian diwacanakan menjadi museum setelah perwalian dipindahkan ke Universitas Thrace lokal, tapi setelah kritik keras yang dilontarkan dari komunitas Yahudi itu akhirnya diserahkan kembali kepada Direktorat Jenderal Yayasan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...