Sinema Bentara Tayangkan Film-film Bertema Komedi
GIANYAR, SATUHARAPAN.COM - Film-film komedi terpilih ditayangkan dalam program Sinema Bentara di Bentara Budaya Bali (BBB), Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Gianyar, Bali pada Jumat (9/3) dan Sabtu (10/3).
Merujuk tajuk “Hey, Benyamin, Bukan Main!”, pemutaran film kali ini terbilang istimewa karena secara khusus juga akan menghadirkan Memorabilia berisi sejumlah adegan terpilih/fragmen yang mencerminkan akting cemerlang bintang komedi Benyamin Sueb.
Benyamin Sueb merupakan seniman Betawi multitalenta yang lahir di Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939 dan berpulang pada 5 September 1995. Ia dikenal sebagai aktor, pelawak, sutradara, hingga penyanyi. Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 75 album musik dan membintangi 53 judul film. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Berduri serta Si Doel Anak Betawi (1976), meraih popularitas yang tinggi. Dalam Intan Berduri, Benyamin mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.
Sinema Bentara kali ini selaras pula memaknai Hari Film Nasional yang jatuh pada tanggal 30 Maret. Dihadirkan pula film-film komedi lain di antaranya film Nagabonar 1, yang ide cerita dan skenarionya ditulis oleh sastrawan dan sineas Asrul Sani, serta Nagabonar Jadi 2.
Sebagai bandingan dan sandingan, Sinema Bentara juga menghadirkan film pendek komedi karya sutradara muda Indonesia dan film lintas bangsa peraih penghargaan bergengsi, di antaranya: Dans la cour / In the Courtyard (Prancis, 2014, Durasi: 97 menit, Sutradara: Pierre Salvadori), Newton (India, 2017, Durasi: 106 menit, Sutradara: Amit Masurkar), Sepatu Baru (Indonesia, 2013, Durasi: 13 menit, Sutradara: Aditya Ahmad), dan Balik Jakarta (Indonesia, 2016, Durasi: 25 menit, Sutradara: Jason Iskandar).
Adapun program ini didukung oleh Bioskop Keliling BPNB Provinsi Bali Wilayah Kerja Bali, NTB, NTT, Studio Antelope, Institut Kesenian Makassar, Institut Français d’Indonésie, Alliance Française Bali, Indian Cultural Centre Bali dan Konsulat Jenderal India di Denpasar.
Sebagaimana bulan-bulan sebelumnya, Sinema Bentara masih diselenggarakan dengan konsep misbar, mengedepankan suasana nonton film bersama yang guyub, hangat, dan akrab dengan layar lebar di halaman BBB. Secara khusus, digelar pula Diskusi Sinema bersama pengamat Made Adnyana, dalam upaya merunut kembali jejak sejarah berikut peran drama-komedi dalam dinamika perfilman di Indonesia, juga dunia.
Kilas Balik Drama-Komedi
Film drama-komedi meurupakan sebuah genre yang bertumbuh serta sempat mendapatkan popularitasnya sedini tahun 1900-an. Awalnya, merupakan film tanpa suara yang mengandalkan bakat para aktor untuk mengundang tawa penonton, terutama gaya slapstick yang dipopulerkan oleh Charlie Chaplin, Harold Lloyd, dan Buster Keaton.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, film komedi mengemuka dengan humor-humor gaya baru yang beragam. Marx bersaudara adalah salah satu kelompok revolusioner pertama di dunia film komedi bersuara, dan gaya humor mereka seperti fast-talking (bicara cepat). Salah satu gaya baru pertama yang muncul adalah komedi sinting, dibawakan oleh Three Stooges. Dan kini dalam bentuk paling modern dapat kita temui dalam komedi Mr. Bean yang diperankan Rowan Atkinson.
Selain itu, muncul pula film-film dengan komedi alternatif serta mengeksplorasi pula gaya plastis, hingga komedi situasi bahkan black comedy atau komedi hitam. Televisi memainkan peran utama dalam membentuk film komedi, khususnya selama tahun 1950-an. Turunnya angka penonton bioskop membuat film bermigrasi ke televisi dan belakangan melahirkan bentuk Sitkom atau Komedi Situasi.
Sejarah perfilman di Indonesia ditandai pula kehadiran film-film komedi, bahkan sejak awal keberadaannya sedini tahun 1951. Publik mencatat sosok-sosok yang melegenda seperti Bing Slamet, dan belakangan tampil Benyamin Sueb dengan lagak lancungnya sebagai jelmaan anak Betawi, berikut sejumlah aktor komedi populer lainnya: Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro), Kadir, Doyok, serta tak kalah populer keluarga besar Srimulat.
Serta tentu tak bisa dilupakan pula sosok Nya Abbas Akup, sineas asal Aceh yang mengawali karir di dunia film sebagai asisten sutradara di Perfini (Persatuan Film Indonesia) pimpinan Usmar Ismail. Bermula dari sana, ia kemudian mendampingi sutradara D. Djajakusuma menggarap film "Heboh". Belakangan, nama Akup kian dikenal sebagai sutradara yang mencipta film-film bergenre komedi. (PR)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...