Singapura akan Ubah Formula Sukses Pertumbuhan Ekonomi
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Formula pertumbuhan Singapura selama sepuluh tahun yang selama ini dianggap sukses membuat negara pulau itu menjadi salah satu perekonomian terkemuka dunia, dianggap perlu dimodifikasi, sesuai dengan pertambahan tenaga kerja.
“Sejak sepuluh tahun yang lalu, ekonomi Singapura adalah berdasarkan formula mudah yaitu pertumbuhan '3+1 = 4'-3 yang artinya pertumbuhan tenaga kerja ditambah 1 persen peningkatan daya produksi akan memberikan pertumbuhan 4 persen untuk ekonomi negara,” kata Menteri Tenaga Kerja Singapura Lim Swee Say seperti tertuang di channelnewsasia.com, saat dia menghadiri Pameran Kerja yang berlangsung di NTUC (National Trades Union Congress), Kamis (2/7).
Swee Say menjelaskan dengan formula tersebut Singapura harus tergantung pada peningkatan daya produksi untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan.
“Seperti yang saya katakan, 3 persen tenaga kerja tidak dapat ditampung karena tenaga kerja lokal tidak tumbuh pada tingkat 3 persen. Selama 10 tahun mendatang, kami akan berusaha untuk meraih pertumbuhan '1+2 = 3'-1, yang berarti satu persen pertumbuhan tenaga kerja dikombinasikan dengan dua persen peningkatan daya produksi, akan menghasilkan pertumbuhan tiga persen,” kata Swee Say.
Pameran IN-Tune berlangsung selama sebulan itu memiliki sekitar 100 acara, 500 pengusaha dan 5.000 lapangan kerja. IN-Tune merupakan kerjasama antara e2i dengan Institut SeraphCorp adalah acara pertama dalam kalender kegiatan pameran tersebut.
Ia juga merupakan wadah untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah (UKM) untuk memperluas jaringan, berbagi ide dan membahas isu-isu yang berhubungan dengan SME.
Swee Say mengulangi apa yang Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan pekan lalu. PM Lee meminta Singapura untuk meningkatkan produktivitas mereka karena negara tersebut telah mencapai batas populasi dan menderita dampak dari kelebihan populasi. Menurut statestimesreview.com Singapura telah menjadi semakin vokal dalam mengungkapkan ketidaksenangan mereka terhadap kepadatan penduduk dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri yang berasal dari Partai Rakyat Pekerja (PAP) Singapura itu menyebut bahwa saat ini pemerintah berusaha meningkatkan pertumbuhan PDB untuk mengkompensasi kurangnya kebebasan dan hak asasi manusia di Singapura. Gaji Swee Say juga berubah karena adanya perubahan variabel komponen PDB yang meningkat seiring dengan persentase pertumbuhan PDB. Gaji Perdana Menteri Lee Hsien Loong saat berdiri di lebih dari empat kali gaji Presiden Obama. (channelnewsasia.com/statestimesreview.com).
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...