Singapura Tangkap 27 Warga Bangladesh Diduga Jihadis Ekstrem
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Singapura menangkap ditangkap 27 pekerja konstruksi Bangladesh berdasarkan Internal Security Act (ISA) karena diduga mendorong jihad bersenjata melawan pemerintah Bangladesh.
Pernyataan tersebut datang dari Kementerian Dalam Negeri Singapura, seperti dilansir CNBC hari ini (21/1).
Sebanyak 26 orang yang ditangkap adalah anggota dari kelompok studi agama tertutup yang mendukung jihad bersenjata, Kementerian Dalam Negeri Singapura mengatakan dalam pernyataannya.
"Anggotanya didorong untuk kembali ke Bangladesh dan melakukan upaya jihad bersenjata melawan pemerintah Bangladesh. Mereka juga telah mengirimkan sumbangan uang untuk entitas yang diyakini terkait dengan kelompok-kelompok ekstremis di Bangladesh," kata pernyataan itu.
"Sejumlah anggota kelompok mengakui bahwa mereka pengikut keyakinan yang menyatakan bahwa mereka harus berpartisipasi dalam jihad bersenjata atas nama agama mereka. Beberapa dari mereka berencana melakukan perjalanan ke dan berpartisipasi dalam jihad bersenjata di Timur Tengah. Selain itu, beberapa dari anggota kelompok mendukung tindakan kekerasan kelompok-kelompok ekstremis/ teroris yang menewaskan Syiah karena mereka menganggap Syiah ajaran menyimpang."
Sekitar 89 persen dari populasi Bangladesh dari sekitar 169 juta adalah Muslim dan sebagian besar adalah Sunni.
Kementerian Dalam Negeri Singapura mengatakan anggota kelompok itu melakukan langkah-langkah untuk menghindari deteksi pihak berwewenang. Mereka juga saling berbagi materi yang terkait dengan jihad antara mereka sendiri dan menargetkan perekrutan warga negara Bangladesh lainnya untuk meningkatkan keanggotaan mereka.
"Penyelidikan mengungkapkan bahwa sementara beberapa anggota kelompok itu dianggap melakukan kekerasan bersenjata di luar negeri, mereka tidak berencana melakukan serangan teroris di Singapura," kata Kementerian Dalam Negeri Singapura.
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...