Sinopec Dianggap Bersalah atas Ledakan Jalur Pipa di China
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Sebuah penyelidikaan resmi menyalahkan raksasa minyak nasional China Sinopec dan otoritas lokal di kota Qingdao atas ledakan jalur pipa minyak pada November yang menewaskan 62 orang, lapor media pada Kamis (9/1).
State Administration of Work Safety menemukan bahwa Sinopec dan pemerintah kota Qingdao “bertanggung jawab karena tidak mengidentifikasi dan mengoreksi potensi bahaya keamanan” berkaitan dengan ledakan tersebut, lapor penyiaran China Central Television, mengutip ringkasan penyelidikan.
Penyelidikan tersebut menemukan bahwa pipa itu sendiri tidak dirancang dengan benar dan respons darurat setelah ledakan – yang juga menyebabkan 136 terluka – ditangani dengan buruk, ujarnya.
“Laporan tersebut diserahkan kepada Dewan Negara dan akan dirilis ke publik setelahnya,” menurut kesimpulan CCTV. Dewan Negara merupakan kabinet di China.
Kantor berita resmi Xinhua menyebut ledakan pada 22 November itu adalah paling mematikan di China setidaknya sejak 2005.
Beberapa gambar menunjukkan beberapa bagian jalan yang rusak, mobil-mobil yang terbalik dan asap tebal yang menyelimuti langit kota.
Ledakan tersebut terjadi tujuh jam setelah kebocoran minyak pertama kali ditemukan, dan pertanyaannya masih sama, kenapa warga tidak diperintahkan untuk melakukan evakuasi saat periode intervensi tersebut.
Tujuh karyawan Sinopec dan dua pegawai kota Qingdao ditahan dalam kaitannya dengan ledakan tersebut.
Sinopec mengeluarkan permintaan maaf atas insiden itu tapi menampik tuduhan bahwa pihaknya lambat memberikan respons, membela diri dengan menyatakan telah menelpon polisi setempat dan petugas pemadam kebakaran segera setelah kebocoran ditemukan. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...