Siswa yang Belajar dalam Dwibahasa di Xinjiang Bertambah
URUMQI, SATUHARAPAN.COM – Jumlah siswa di Daerah Otonomi Xinjiang, sebelah barat daya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang menerima pendidikan sehari-hari di sekolah dalam dua bahasa (bahasa setempat dan Mandarin) semakin bertambah.
Menurut Xinhua, hari Rabu (7/10) dengan mengutip Kementerian Pendidikan RRT peningkatan tersebut dengan menyandingkan data antara 2010 dan 2014.
Data tersebut menunjukkan fakta pada akhir 2014, jumlah siswa di yang menerima pendidikan dwibahasa di masa pendidikan primer (masa pra sekolah, sekolah dasar, dan menengah pertama) dan sekolah setingkat menengah atas yang menerima pendidikan dalam dwibahasa di Xinjiang telah meningkat dari 999.000 menjadi dua juta, 480.000 di antaranya masih usia taman kanak-kanak. Sebanyak 69 persen anak-anak etnis minoritas menerima pendidikan dwibahasa di sekolah dasar dan menengah, atau mengalami kenaikan dari 34 persen pada tahun 2010.
Di Xinjiang, kelompok etnis minoritas dijamin hak untuk menggunakan dan mengembangkan bahasa mereka sendiri lisan dan tertulis, dan ada sepuluh bahasa utama di wilayah ini. Di Xinjiang terdapat tujuh bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengajaran di sekolah-sekolah dasar dan menengah.
Selain itu, daerah otonom mendorong etnis minoritas untuk belajar Mandarin, yang menjadi bahasa resmi RRT.
Pemerintah daerah otonomi Xinjiang memperkenalkan bahasa Mandarin dalam lingkup pendidikan dengan tujuan meningkatkan saling pengertian dan membuka peluang karier yang luas.
Selain dengan menggalakkan gerakan dwibahasa di sejumlah sekolah, Dinas pendidikan pemerintah daerah otonomi Xinjiang membangun 2.500 taman kanak-kanak bilingual dan memberi subsidi untuk pendidikan bilingual di Xinjiang selatan.
Pemerintah daerah otonomi Xinjiang juga memprioritaskan pelatihan guru dalam dwibahasa. Lebih dari 96.000 guru di wilayah otonomi Xinjiang telah menerima pelatihan yang disponsori oleh pemerintah provinsi Tiongkok lainnya. Di antara guru yang menerima pelatihan, 44.900 berasal dari Xinjiang selatan, menjalani kursus dan penerapan dwibahasa dalam jangka pendek.
Departemen Pendidikan Xinjiang menargetkan pada tahun 2020 mendatang pendidikan bilingual tersedia untuk 90 persen dari siswa etnis minoritas di sekolah dasar dan menengah. (xinhuanet.com)
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...