RELIGI
Penulis: Dany Brakha
18:21 WIB | Sabtu, 15 Juni 2013
SITI Satu Dekade Berjuang demi Kerukunan Beragama
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sampai saat ini Studi Intensif Tentang Islam atau yang dikenal dengan sebutan SITI sudah bekerja selama 11 tahun. SITI ini lahir dari kegelisahan atas kurang baiknya hubungan antar pemeluk agama di Indonesia secara umum dan hubungan Islam Kristen khususnya.
Kegelisahan itu diungkapkan oleh inisiator SITI, Djaka Soetapa pada tahun 2002 silam. Sebagai seorang Pendeta sekaligus Ketua Pusat Studi Agama-Agama Universitas Kristen Duta Wacana (PSAA UKDW), dia mengandeng kolega yang berasal Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) seperti Machasin dan Hamim Ilyas.
Tak hanya itu kolega dari kalangan Kristen yang turut digandeng adalah Lembaga Pembinaan dan Pengaderan Sinode Gereja-Gereja Kristen Jawa dan Gereja Kristen Indonesia (LPPS GKJ-GKI) Sinode Wilayah Jawa Tengah.
SITI yang berupa forum dan workshop ini berusaha mempelajari kenyataan kurang baiknya hubungan antar pemeluk agama yang berkorelasi dengan konflik yang diataskan namakan agama.
Para peserta yang sebagian besar para pemimpin Kristen diajak untuk menganalisa relitas intoleransi di Indonesia untuk mencari terobosan baru mengupayakan kedamaian di Indonesia. Oleh karena itu peserta dibimbing oleh para pakar Islam sebagai first hand informan.
Kunjungan dan Live In
Terkait dengan first hand informan, maka para peserta SITI diajak untuk berkunjung ke pesantren. Di sana mereka akan mendengarkan paparan dari para Kyai.
SITI melakukan kunjungan beberapa pesantren di seputaran Yogyakarta seperti Pesantren Ngruki di Sukoharjo, Pesantren Pabelan Yogyakarta, dan Pesantren Al-Mutaqqien Klaten. Selain itu perkunjungan ke pesantren itu juga dipergunakan untuk live in. Hal ini ditujukan agar peserta dapat mengenal secara langsung kehidupan di pesantren.
Bahkan kegiatan SITI juga diadakan di kompleks UIN SUKA Yogyakarta. Di sana para peserta melakukan perkuliahan yang dipimpin oleh dosen dari kampus itu.
Aku-Kamu, Kami, dan Kita
Djaka Sutapa menuturkan bahwa tema SITI XI ini merupakan refleksi dari perjalanan selama 10 tahun terakhir. Dalam 10 tahun ini arah yang dituju oleh SITI adalah “Aku dan Kau”. “Sepuluh tahun pertama hubungan antara orang Kristen dan Islam adalah aku kau,” kata Djaka.
Sedangkan dasawarsa berikutnya, termasuk SITI XI, arah yang hendak dituju adalah ”Kami”. Oleh karena itu inisiator SITI itu mengatakan bahwa mahasiswa S2 UIN SUKA dan UKDW mulai dilibatkan. “10 tahun ini sudah Kami,” dia menambahkan. Sedangkan pada 10 tahun yang ketiga nanti, SITI mengarah pada topik tentang “Kita”.
Dua Kelas
Dalam perjalanannya selama satu dekade ini, kegiatan SITI di bedakan menjadi dua ketegori. Pertama SITIreguler untuk mereka yang belum pernah sama sekali terlibat kegiatan itu. Sedangkan kedua adalah SITIadvance lebih dikhususkan bagi para alumnus.
Untuk tahun 2013, SITI XI ini merupakan kegiatan advance. Akan tetapi untuk SITI kali ini tidak melakukan kunjungan ke pesantren karena waktu yang berdekatan dengan persiapan puasa.
Editor : Yan Chrisna
KABAR TERBARU
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...