Skadron 12 Pantau Karhutla Riau dengan Pesawat Tempur
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Skadron Udara 12 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, melaksanakan pemantauan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau dengan Hawk 100/200.
"Pemantauan dengan pesawat Skadron Udara 12 itu dilakukan sejak Senin (7/3) lalu bersamaan dengan latihan rutin," kata Komandan Skadron Udara 12 Letkol Pnb Dedy Suprianto di Pekanbaru, Selasa (8/3).
Ia mengatakan, pemantauan tersebut bekerjasama dengan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru guna menentukan koordinat titik api yang terpantau citra satelit.
Selanjutnya, hasil dari pantauan oleh personel TNI AU menggunakan pesawat tempur itu disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau untuk segera ditanggulangi.
Menurut Dedy, area yang dilaksanakan pemantauan meliputi seluruh wilayah yang ada di Provinsi Riau, yang juga menjadi area latihan terbang bagi pesawat Hawk 100/200.
Sementara itu, Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama TNI Henri Alfiandi menyampaikan, yang dilakukan oleh Skadron 12 merupakan perwujudan kepedulian terhadap kondisi Provinsi Riau.
Danlanud berkata, dengan adanya pemantauan dari udara seperti ini dapat mencegah semakin banyaknya lahan ataupun hutan yang terbakar sehingga tidak berdampak terlalu buruk terhadap masyarakat Riau.
Pemerintah Provinsi Riau mulai Senin (7/3) menetapkan status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan (karlahut), sebagai upaya untuk mempercepat pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
"Karena lebih banyak daerah menetapkan siaga darurat kebakaran lahan, maka kita mengakomodasi itu, untuk disampaikan ke pusat. Selain itu, status siaga darurat ini juga untuk mempercepat penanggulangan dan pencegahan
kebakaran lahan," kata Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Ia mengatakan, sebelumnya sebanyak enam daerah telah menetapkan status siaga darurat karlahut. Keenam daerah itu adalah Meranti, Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Siak dan Pelalawan. Sementara itu, khusus untuk status siaga darurat karlahut Riau, akan diterapkan selama tiga bulan mendatang.
Menurut dia, langkah tersebut diambil setelah mempertimbangkan sejumlah hal seperti prediksi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, yang menyatakan bahwa curah hujan wilayah utara Riau terus menipis.
Dia mengatakan, dengan ditetapkannya status tersebut, selain memaksimalkan proses pemadaman, juga dapat memaksimalkan upaya pencegahan termasuk sosialisasi ke masyarakat.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...