Skandal Uji Emisi, Direktur Volkswagen AS Minta Maaf
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Direktur eksekutif Volkswagen untuk Amerika Serikat, Michael Horn telah meminta maaf atas skandal besar terkait uji emisi mobil Jerman itu.
Namun, pada hari Kamis (8/10) Michael Horn bersaksi di depan komite kongres AS bahwa dia baru saja mengetahui Volkswagen menggunakan piranti lunak untuk menipu sistem pengujian emisi dengan menghidupkan kontrol polusi pada saat ujicoba, tetapi mematikannya selama masa mengemudi normal.
Volkswagen mengakui bahwa sekitar 11 juta mobil diesel produsen Jerman itu di seluruh dunia memiliki perangkat lunak itu.
Korea Selatan
Badan pengawas lingkungan AS mengatakan Volkswagen bisa didenda hingga $ 18 miliar atau sekitar Rp 200 triliun.
Sebelumnya, raksasa otomotif Volkswagen meminta maaf juga kepada publik di Korea Selatan, pada hari Kamis (8/10), atas skandal manipulasi data uji emisi dan mempertimbangkan untuk melakukan penarikan kendaraan di negara tersebut.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah perusahaan otomotif asal Jerman itu menghadapi gugatan dari sejumlah pelanggan di Korea Selatan untuk menuntut ganti rugi atas skandal emisi Volkswagen.
“Saya dengan tulus meminta maaf karena telah mengkhianati kepercayaan pelanggan,” kata Presiden Volkswagen Korea, Thomas Kuehl di sebuah surat kabar.
Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan pada pekan lalu bahwa Volkswagen berencana menarik sekitar 120 ribu unit mobil diesel di negara tersebut sebagai imbas dari skandal emisi.
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari penarikan jutaan unit mobil Volkswagen di seluruh dunia yang dilengkapi dengan perangkat pemanipulasi emisi.
Kementerian lingkungan hidup Korea Selatan pada pekan lalu melakukan uji emisi terhadap sejumlah mobil Volkswagen yang dijual di negara tersebut termasuk model Golf, Audi A3, Jetta dan Beetle. (VOA/AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...