Skrining Kanker Gratis Bagi Usia di Atas 15 Tahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melayani skrining atau deteksi dini kanker gratis bagi penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat diakses mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas dan puskesmas pembantu.
"Untuk mencegah kanker, hal yang utama harus dilakukan itu skrining minimal satu tahun sekali, karena itu kami berikan kesempatan untuk skrining pada masyarakat berusia 15 tahun ke atas. Diberikan kesempatan gratis untuk melakukan skrining satu kali," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti di Jakarta, Rabu (8/11).
Eva mengatakan pada perempuan disarankan untuk mendeteksi dini kanker serviks dan kanker payudara pada usia 30-50 tahun. Namun saat ini persentase perempuan yang datang ke fasilitas kesehatan (faskes) untuk skrining baru 19 persen.
"Jadi bisa langsung datang ke puskesmas, nanti akan dilakukan pemeriksaan. Saat ini ada beberapa puskesmas yang bisa melakukan deteksi dini menggunakan Ultrasound (USG) atau dengan Sadanis (periksa payudara klinis) melalui tenaga medis yang sudah kami latih," ujarnya.
Selain skrining kanker, lanjutnya, masyarakat yang sudah berusia 15 tahun ke atas juga perlu melakukan skrining kesehatan secara keseluruhan.
"Di usia 15 tahun, sudah harus diperiksa tekanan dan gula darah, tinggi badan, dan lingkar perut. Perut perempuan tidak boleh lebih dari 80 cm, laki-laki tidak boleh lebih dari 90 cm, tekanan darah normal (90-120 mmHg pada usia dewasa), dan gula darah normal (kurang dari 200 mg/dL)," paparnya.
Khusus untuk kanker serviks, lanjut Eva, di DKI Jakarta sudah bisa melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA test), dengan prosedur mengambil sampel sel dari leher rahim untuk pemeriksaan apakah ada virus HPV pada DNA.
"Ketika ketahuan ada lesi (benjolan atau tumor) pra-kanker, langsung dilakukan krioterapi (prosedur medis menggunakan cairan khusus yang dapat membekukan dan membunuh sel tumor)," ucap Eva.
Saat ini, lanjutnya, Kemenkes juga telah menjalankan program vaksin HPV gratis pada anak usia kelas 5-6 Sekolah Dasar (SD).
"Untuk saat ini programnya memang hanya untuk usia kelas 5-6 SD, karena kami melakukan banyak vaksinasi dan dananya terbatas. Tentu kita harus mendahulukan yang prioritas dulu, tetapi nanti ke depannya akan dihitung kebutuhannya untuk masyarakat Indonesia. Saat ini sedang disusun Rencana Aksi Nasional Eliminasi kanker serviks," bebernya.
Ia menekankan pentingnya melakukan skrining, karena apabila sel kanker ditemukan sejak awal, maka tingkat kesembuhannya bisa lebih baik.
"Jadi kita tidak boleh takut, justru kita harus mengakses layanan gratis tersebut di puskesmas terdekat sesuai KTP, langsung lakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan payudara," katanya.
Sebelum datang ke faskes, kata dia, bagi perempuan juga bisa terlebih dahulu melakukan Sadari (periksa payudara sendiri), caranya bisa diakses melalui kanal-kanal yang dimiliki oleh Kemenkes.
"Di puskesmas pembantu pun, saat ini beberapa sudah dilengkapi dengan bed untuk periksa, juga krioterapi. Kader kami juga sudah dibekali dengan 25 kompetensi dasar, sehingga mereka bisa memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, serta mengajak masyarakat untuk mau melakukan skrining," katanya.
Ia juga mengemukakan bahwa saat ini Kemenkes tengah fokus pada integrasi layanan primer di puskesmas pembantu dan posyandu, agar bisa melakukan edukasi pada seluruh siklus hidup, skrining, dan pencegahan secara dini, serta memenuhi standar kesehatan masyarakat.
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...