SMPK PENABUR Serang Berbagi Ponsel untuk Belajar Siswanya
SERANG, SATUHARAPAN.COM - Setelah memasuki tahun ajaran baru 2020/2021, persoalan mengenai keterbatasan sarana untuk pembelajaran jarak jauh atau PJJ dalam jaringan (daring) tidak berhenti pada masalah kuota saja melainkan juga masalah perangkat atau ponsel untuk belajar.
Kisah seorang pelajar (Dimas) di kota Rembang yang harus belajar sendirian di kelasnya beberapa waktu lalu diberitakan secara nasional. Dimas tidak memiliki ponsel sebagai sarana belajar PJJ. Kisah Dimas tersebut hanya sebagian kecil dari kasus serupa di berbagai daerah lainnya di tanah air.
Di Serang, Banten, ada sejumlah peserta didik yang juga kesulitan dalam sarana belajar dari rumah (BDR). Kepala Sekolah SMPK BPK PENABUR Serang, Endra mengakui bahwa ada peserta didiknya yang menggunakan ponsel ibunya, namun ponsel tersebut juga digunakan ibunya untuk berjualan.
“Jadi mamanya baru dapat berjualan setelah anaknya mengikuti PJJ/BDR atau saat di jam lainnya,” kata Endra kepada satuharapan.com, hari Rabu (29/7).
Endra juga mengatakan bahwa ada juga satu keluarga dari peserta didiknya yang hanya memiliki satu handphone. Ponsel tersebut digunakan untuk tiga anak di jenjang pendidikan yang berbeda.
“Mereka harus bergantian untuk mengikuti PJJ/BDR,” kata Endra.
Endra mengakui semenjak PJJ atau BDR berlangsung pada 23 Maret 2020 ditemukan beberapa kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik SMPK BPK PENABUR Serang, baik dalam kemampuan ekonomi keluarga maupun sarana belajarnya. Namun demikian, pihak sekolah tidak ingin mereka berjalan sendirian dalam menghadapi pergumulannya.
“Oleh karena itu dari awal PJJ/BDR itu sampai akhir tahun ajaran 2019/2020. Kami mensubsidi pembiayaan kuota beberapa peserta didik di sekolah ini,” katanya.
Tidak hanya berhenti di situ saja, Endra yang telah memimpin selama tujuh tahun sebagai kepala sekolah, mengatakan bahwa SMPK PENABUR Serang melaksanakan program GEMPUR (Gerakan Empati Mereparasi Ponsel (hP) Untuk pelajaR) pada tahun ajaran baru 2020/2021.
Program GEMPUR merupakan gerakan berbagi perangkat seluler (handphone) yang tidak terpakai yang akan diberikan kepada pelajar yang benar-benar membutuhkan.
Sekolah sebagai mediator mendorong orang tua dan siswanya yang mempunyai ponsel-ponsel tidak terpakai namun layak pakai atau sudah lecet-lecet sedikit atau layarnya pecah dan sebagainya untuk diperbaiki dan kemudian diserahkan kepada peserta didik yang sangat membutuhkannya.
“Guru kami bisa juga mereparasi ponsel-ponsel yang rusak. Jadi tinggal kami beli spare part dan benerin sendiri. Jika perangkat dalam keadaan rusak maka sekolah akan mereparasi terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada yang membutuhkan,” kata Endra yang menyebut per hari ini telah terkumpul tujuh ponsel.
Endra menjelaskan tiga sumber biaya untuk membeli spare part atau service ponsel dalam program GEMPUR. Pertama, dari dana sosial yang dikolektifkan atau persembahan dalam ibadah akhir pekan. Kedua, ada beberapa orang tua murid yang tergerak hatinya memberikan donasi dana dikarenakan tidak mempunyai ponsel yang tidak terpakai atau yang layak pakai untuk didonasikan.
“Ketiga ada ide kami juga untuk menjadikan GEMPUR ini ‘semi permanent’ dengan menyisihkan gerakan Rp2.000 jadi berkat. Dana yang terkumpul akan kita pakai untuk juga bisa berbagi berkat dengan jenjang atau sekolah lain, baik untuk internal BPK PENABUR Serang atau disumbangkan ke BPK PENABUR setempat yang membutuhkan,” katanya.
Selain itu, Endra mengatakan, SMPK PENABUR Serang akan bekerja sama dengan GKI Serang untuk meng-GEMPUR juga pergumulan yang sama akan keterbatasan sarana dalam PJJ bagi anggota jemaat GKI Serang yang membutuhkan.
“Program GEMPUR ini merupakan realisasi perbuatan baik sesuai dengan yang Yesus ajarkan. Orang tua didorong untuk berbuat baik dengan memberikan apa yang mereka miliki, sekalipun sesuatu yang mereka sudah tidak pakai, namun sangat dibutuhkan mereka yang tidak memiliki,” katanya.
Program GEMPUR ini diharapkan akan terjadi sebuah keseimbangan dalam pendidikan dan sekolah dengan model pembelajaran jarak jauh dengan metode dalam jaringan tidak lagi menjadi sebuah beban, karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh masing-masing orang tua maupun peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan baik sebagaimana mestinya.
Endra berharap SMPK BPK PENABUR Serang diberikan kekuatan untuk tetap menyelaraskan kegiatan-kegiatan sekolah yang meneladani kasih Yesus bagi sesama.
“Semoga insan-insan BPK PENABUR Serang dapat mengosongkan diri, mengurangi keegoannya untuk semakin peduli dan berbagi di dalam mengambil peran serta mencerdaskan anak bangsa, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang maju,” katanya.
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...