Loading...
INSPIRASI
Penulis: Darwin Darmawan 03:27 WIB | Kamis, 27 September 2018

SMS

Tuhan itu Maha Kasih. Ia mengasihi seluruh manusia.
Yunus dan Pohon Jarak (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – SMS yang saya maksud bukanlah Short Message Service, tetapi Susah Melihat orang lain Senang dan Senang Melihat orang lain Susah. SMS semacam ini umumnya dimiliki oleh orang yang  berjiwa kerdil.

Yunus, nabi dalam Perjanjian Lama, punya kecenderungan tersebut. Tuhan memerintahkannya untuk pergi ke Niniwe, sebuah kota besar yang penduduknya jahat. Untuk apa? Untuk menegur penduduknya, agar mereka bertobat dari perbuatannya yang jahat( Yun. 1:1).

Tuhan memberi Yunus tugas besar dan mulia. Akan tetapi, dia tidak melakukannya. Bukannya menegur dan menyadarkan penduduk Niniwe, Yunus malah melarikan diri. Dia menjauh dari Tuhan. Dia  kabur ke Tarsis (Yun. 1:2).

Mengapa Yunus tidak menaati Tuhan? Karena Yunus sadar, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kalau Yunus pergi ke Niniwe,  menyampaikan seruan pertobatan kepada mereka, ketika mereka bertobat  maka Tuhan akan mengampuni. Ia tidak rela hal itu terjadi (Yun. 4:1-2).   Yunus tidak mau, kasih Tuhan yang besar dirasakan juga oleh penduduk Niniwe yang jahat. Yunus tidak rela, cinta Tuhan  dibagi-bagi untuk orang lain, apalagi jika orang itu jahat dan kafir.

Tuhan pun menegur Yunus melalui peristiwa pohon jarak yang hidup cuma sehari—”Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” (Yun. 4:10-11)

Umat  beragama di Indonesia  ada yang seperti Yunus: Susah Melihat umat beragama lain Senang dan Senang Melihat umat beragama lain Susah.  Mereka hanya peduli dan berbuat baik kepada umat seagamanya. Mereka bahkan menganggap  baik jika Tuhan menghukum umat yang berbeda agama. Apalagi jika mereka jahat.   Sikap SMS seperti itu tidak rohani. Sesungguhnya, Tuhan ingin semua manusia hidup baik, benar dan bahagia. Cinta kasih-Nya cukup besar untuk dirasakan  manusia, apa pun latar belakang agamanya.

Teguran Tuhan kepada Yunus yang Senang Melihat orang Susah mestinya menegur kita juga,  jika punya kecenderungan yang sama.  Kita perlu menyadari, Tuhan itu Maha Kasih. Ia mengasihi seluruh manusia, bukan hanya kita dan orang -orang yang seagama.

Oleh karena itu, sebagai ganti sikap SMS yang egoistik dan berpusat pada diri sendiri, mestinya umat beragama di Indonesia mengembangkan sikap SMS yang rohani:  Senang Melihat sesamanya Senang dan Susah Melihat sesamanya Susah. Ya, sesama manusia, apa pun latar belakang agamanya!

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home