Berlatih Satu Jurus 10.000 Kali
”Saya tak gentar menghadapi dia yang telah berlatih sepuluh ribu jurus, tetapi saya gentar menghadapi dia yang telah berlatih satu jurus sepuluh ribu kali.” (Bruce Lee)
SATUHARAPAN.COM – Angka 10.000 tampaknya merupakan angka keramat bagi mereka yang ingin mencapai keunggulan. Setidaknya begitulah kesan yang diberikan oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya Outliers.
Buku itu ditulis pada 2008, dan sekalipun banyak mendapat kritikan, ia banyak pula dikutip dan dipercaya. Gladwell dalam bukunya itu, meneliti kehidupan sejumlah orang yang mencapai sukses gemilang, seperti Bill Gates, The Beatles, Oppenheimer, dan banyak lagi.
Angka 10.000 berkali-kali muncul dalam bukunya, menunjukkan bahwa untuk mencapai keunggulan, berlatih sebanyak 10.000 kali baru akan membawa seseorang ke sana. Sekalipun beberapa faktor lain ikut mendukung keberhasilan, tanpa melatihnya, keunggulan tak akan bisa dicapai.
Berlatih olahraga, berlatih menjahit, memasak, menerbangkan pesawat, menjalankan prosedur di pekerjaan, bahkan melakukan perbuatan seperti menunjukkan empati, membutuhkan latihan.
Kita memang sering mendengar: practice makes perfect, yang bisa dimaknai bahwa tanpa berlatih tak akan dapat dicapai kesempurnaan. Steve Jobs, dalam membesarkan perusahaannya, Apple, juga sering kali menekankan: rehearse, rehearse, rehearse. Berlatih dan berlatih, itulah salah satu kunci penguasaan hingga tak mungkin lagi ada kesalahan yang bisa terjadi.
Tampak sederhana, namun angka 10 ribu itu menolong untuk memahami bahwa berlatih seadanya saja tak cukup. Berlatih 10 ribu kali baru cukup. Itu pun bukan sekadar berlatih, melainkan berlatih yang sempurna. Kata Vince Lombardi, pelatih sepakbola kondang Amerika, berlatih saja tidak membawa kepada kesempurnaan, namun berlatih yang sempurna baru membawa kepada kesempurnaan.
Coba kita berhitung: 10.000 kali berlatih setiap jurus untuk menjadi ahli kungfu aandal macam Bruce Lee dalam setahun, itu berarti hampir 30 kali sehari berlatih hanya untuk satu jurus saja. Padahal jurus yang perlu dilatih ada puluhan bahkan mungkin ratusan banyaknya.
Berlatih berbuat baik, juga demikian.
Kesempurnaan dalam satu perbuatan baik hanya bisa dicapai jika terus menerus dilatih. Dalam keluarga yang baik, di mana orangtua mencontohkan perbuatan baik dan mengajarkan serta melatih anaknya untuk berbuat baik terus-menerus, maka akan sulit bagi anak melakukan hal yang sebaliknya, karena ia tak terlatih untuk itu. Padahal, berlatih perbuatan baik sekali sehari, baru akan melahirkan kesempurnaan perbuatan baik itu dalam 10.000 hari, berarti baru dalam 27 tahun mencapai keunggulan. Lama nian!
Tak mengherankan jika dari keluarga di mana orang tuanya lebih sering mempertontonkan contoh yang tidak baik, pertengkaran, pembiaran, ketimbang mencontohkan dan melatih anak tentang kebaikan, maka anak akan bertumbuh tanpa terlatih untuk melakukan perbuatan baik.
Kiranya baik jika angka 10.000 ini dipakai sebagai pegangan untuk semua niatan baik untuk mencapai kegemilangan. Sekalipun beberapa faktor lain seperti bekal kecerdasan, pengetahuan, lingkungan, ikut menjadi faktor penentu, namun berlatih dengan intensif, konsisten, mutlak diperlukan.
Editor : Yoel M Indrasmoro
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...