Soal Korupsi: Bukan Hukum Yang Perlu Diubah, tetapi Budayanya.”
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – ”Dalam pemberantasan korupsi, Indonesia lebih baik keadaannya ketimbang Malaysia, karena komisi antikorupsinya independen,” kata Dr. Hwa Yung, Vice President Seminari Theoloji Malaysia, dalam bedah bukunya Suap & Korupsi: Refleksi Alkitabiah & Studi Kasis dalam Pasarloka di Asia, hari Sabtu (17/8) di Jakarta.
”Di Malaysia komisi antikorupsi dikontrol pemerintah,” lanjut Hwa Yung, ”Komisi Pemberantasan Korupsi di Indonesia memiliki kebebasan menyelidiki kasus-kasus besar, karena tidak di bawah pengawasan pemerintah.”
Selanjutnya Hwa Yung menekankan, persoalan besar korupsi di Asia adalah persoalan budaya. ”Bukan hukum yang perlu diubah, tetapi budayanya. Buktinya, perusahaan Singapura tidak mempraktikkan korupsi di negerinya, tetapi di negeri orang lain mereka malah mempraktikkan suap,” jelas Bishop Emeritus Gereja Methodist Malaysia ini.
Dalam buku yang diterbitkan Litanas Perkantas itu, Hwa Yung menyimpulkan perlunya dikembangkan teologi keterlibatan sosial dan cara pandang yang lebih utuh terhadap persoalan korupsi.”Tuhan mengerti bahwa kita tidak bisa mengubah sistem dalam satu malam. Tetapi Allah adalah Allah yang kudus dan memanggil kita untuk menjadi umat-Nya yang kudus,” tambah Hwa Yung.
Oleh karena itu, lanjutnya, ”Setiap warga negara harus bergandengan tangan apa pun agamanya untuk sama-sama mendorong pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan bersih.”
editor: ymindrasmoro
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...