Soeharto dan Gus Dur Dinilai Layak Dapat Pahlawan Nasional
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Sodik Mudjahid, menilai dua mantan Presiden Republik Indonesia, Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), layak dianugerahi gelar pahlawan nasional. Sebab, masyarakat telah menyematkan kedua sosok tersebut dengan sebutan ‘Bapak Pembangunan’ dan ‘Bapak Bangsa’.
“Sebutan ‘Bapak Pembangunan’ bagi yang diberikan masyarakat kepada Soeharto dan ‘Bapak Bangsa’ kepada Gus Dur seharusnya cukup menjadi alasan bagi pemerintah untuk menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada kedua tokoh itu,” ucap Sodik saat dihubungi sejumlah wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, hari Selasa (10/11).
Dia menjelaskan, Soeharto mampu membangun kondisi perekonomian Indonesia dengan baik, bahkan sampai Indonesia mendapat sebutan ‘Macan Asia’. Soeharto juga telah mewariskan manajemen pembangunan nasional yang sistematis dan pola pembangunan yang visioner dengan berdasarkan pada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), hingga Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Sementara Gus Dur, mampu menyatukan kemajemukan yang ada di tengah masyarakat dan menegakkan hak asasi manusia (HAM).
“Repelita itu membuat pembangunan Indonesia lebih terarah, bahkan sekarang pola seprerti GBHN itu sekarang dirindukan oleh masyarakat,” ujar politikus Partai Gerakan Indoenesia Raya (Gerindra) itu.
Namun, dia menegaskan, hal tersebut tidak lantas menjadikan semua mantan Presiden Republik Indonesia layak dianugerahi gelar pahlawan nasional. Penganugerahan gelar pahlawan nasional tidak boleh berdasarkan jabatan, melainkan harus berdasarkan jasa dan karya seseorang kepada bangsa dan negara.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...