Sosiolog: Sumber Radikalisme Bukan Agama, Tapi Ketidakadilan
PALU, SATUHARAPAN.COM – Sosilolog Universitas Tadulako Palu, Jamaluddin Mariadjang, mengatakan agama bukan merupakan sumber radikalisme. radikalisme disebabkan oleh tekanan pada satu ketidakadilan yang terjadi pada masyarakat.
“Agama harus dipahami secara mendalam dan mengakar,” kata Jamaluddin seperti dikutip Antara, hari Sabtu (28/11).
Menurut dia, berdasarkan sejarah kemanusiaan yang panjang, manusia selalu diliputi oleh kekerasan. Di balik semuanya adalah reaksi atas ketidakadilan kekuasaan. Kemudian, hal tersebut dimanfaatkan oleh kelompok tertentu dengan mengambil simbol-simbol agama untuk menjadi landasan dan bereaksi atas ketidakadilan dari kekuasaan yang ada.
Dia juga yakin kelompok yang menginginkan kekuasaan nantinya membawa simbol-simbol agama.
Sementara itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Zainal Abidin, meminta masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah mengetahui ciri-ciri kelompok serta gerakan radikalisme atas nama agama untuk mencegah terjadinya penyebaran dan pertumbuhan gerakan tersebut di masyarakat.
Menurut dia, masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum belum mengetahui secara pasti ciri gerakan radikal dalam menyebarkan fahamnya kepada masyarakat di tanah air.
Karena itu, dia mengatakan ,masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang ciri-ciri tersebut agar gerakan radikalisme atas nama agama tidak tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat.
"Pemahaman ini penting dan mendesak agar masyarakat segera bisa mengenal mana paham radikal yang mengatasnamakan agama," tutur Zainal.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...