Spirit of Challenge: Pendidikan Holistik Menembus Dinding Kelas

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-BPK PENABUR Jakarta kembali menggelar program unggulan tahunan "Spirit of Challenge" yang diikuti oleh 138 peserta didik kelas 11 dari SLTAK PENABUR Jakarta. Berlangsung pada 7-12 Maret 2025 di kawasan Banyuwangi dan sekitarnya, program ini menjadi bukti nyata komitmen lembaga pendidikan ternama tersebut dalam menghadirkan pendidikan holistik yang melampaui batas-batas ruang kelas konvensional.

"Kami tidak hanya mengembangkan kemampuan akademik saja, namun juga mendorong peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di luar bidang akademik. Spirit of Challenge menjadi kesempatan bagi peserta didik untuk bisa mendapatkan pengalaman langsung dari masyarakat sekaligus mengaplikasikan ilmu yang selama ini mereka pelajari," ungkap Kumalasari Onggobawono, Kepala Divisi Pendidikan BPK PENABUR Jakarta.

Petualangan edukatif ini dimulai dengan perjalanan panjang menggunakan kereta api dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Jember selama lebih dari 12 jam, dilanjutkan dengan perjalanan darat sejauh 133 km menuju Taman Nasional Baluran sebagai destinasi pertama mereka.

Daniella Victoria Pesiwarissa, peserta didik SMAK PENABUR Summarecon Bekasi, mengaku sangat terkesan dengan kunjungan ke taman nasional tersebut. "Pemandangannya sangat bagus. Di sana saya juga melihat hewan-hewan di habitat aslinya, seperti monyet, kerbau, dan burung-burung. Kami juga menikmati keindahan Pantai Bama yang damai serta kemegahan Gunung Baluran dari atop mobil hardtop," tuturnya.

Program kemudian berlanjut ke Desa Wisata Tamansari, Kecamatan Licin, di mana para peserta didik memperoleh pengalaman langsung dalam mempelajari kebudayaan lokal. Mereka terjun langsung mempelajari keterampilan membuat anyaman bambu, memasak makanan tradisional Banyuwangi seperti kue kucur dan klemben gula aren, memainkan alat musik tradisional, serta berlatih tari Gandrung.

Hanya dalam waktu latihan singkat selama 3 jam, para peserta didik berhasil menampilkan pagelaran kolaboratif yang memukau di pelataran Taman Gandrung Terakota. Ashley Arienna Rusli dari SMAK PENABUR Kota Wisata mengatakan, "Saya tidak merasa kesulitan untuk belajar tari Gandrung karena sudah biasa ikut ekstrakurikuler Modern Dance di sekolah. Kesulitannya adalah untuk meningkatkan kekompakan bersama teman-teman baru dari berbagai sekolah."

Selain itu, para peserta juga berkesempatan mempelajari ilmu pengolahan kopi secara tradisional di desa wisata kampung kopi Gombengsari, sebuah sentra penanaman dan pengolahan kopi rumahan. Dipandu oleh penduduk lokal, mereka diperkenalkan pada seluruh rangkaian proses dari penanaman, pemeliharaan, panen, pengolahan, hingga pengemasan kopi.

Kesadaran akan pelestarian alam pun ditanamkan melalui pertemuan dengan Sukirno, pengelola Bangsring Underwater. Bersama tim Sukirno, para peserta belajar cara menanam terumbu karang yang menjadi habitat bagi beragam biota laut. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Slamet Riyadi, Kepala Dinas Pendidikan Cabang Situbondo, yang hadir dalam kegiatan tersebut.

"Kegiatan ini adalah edukasi yang sangat luar biasa, karena mengajarkan anak-anak untuk mengenal pentingnya menjaga kelestarian lingkungan apalagi dengan praktek langsung. Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah di lingkungan Banyuwangi agar mengenalkan juga pentingnya memelihara lingkungan laut kepada siswa-siswinya," ujarnya.

Tak hanya belajar, para peserta juga berkesempatan berbagi ilmu dan pengalaman dengan warga belajar di Kampung Baca Taman Rimba (Batara), Dusun Papring, Banyuwangi. Menariknya, sebagian besar dari 320 warga belajar adalah para lanjut usia yang buta aksara, memberikan tantangan tersendiri bagi para peserta didik yang ditugaskan menjadi tutor privat.

Gabriel Kenji, peserta didik PENABUR Intercultural School Tanjung Duren mengakui tantangan yang ia hadapi. "Saya cukup kesulitan saat mengajar, karena keterbatasan vocabulary bahasa Indonesia dan Ibu yang saya ajar juga belum fasih bahasa Indonesia. Untungnya Ibunya sudah cukup mengenal huruf sehingga memudahkan saat belajar," jelasnya.

Sebagai wujud kepedulian sosial, BPK PENABUR Jakarta juga secara resmi menyerahkan toilet umum kepada warga Gombengsari, membuktikan komitmen lembaga tersebut terhadap peningkatan sarana kebersihan masyarakat setempat.

Program Spirit of Challenge mendapat sambutan hangat dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melalui surat yang disampaikan oleh Aris Purwowidi Yanto, Kepala Badan Koordinasi Wilayah V Jember. "Manfaatkanlah kesempatan ini dengan maksimal, karena belajar bisa dari siapa saja yang kita temui," pesan Khofifah kepada para peserta.

Henricus Arif, Pengurus BPK PENABUR Jakarta, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk menciptakan profil peserta didik BPK PENABUR Jakarta yang BEST: Be Tough (tangguh menghadapi tantangan), Excel Worldwide (menguasai berbagai keterampilan), Share with society (peduli terhadap masyarakat dan lingkungan), serta Trust in God (selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan).

Spirit of Challenge merupakan kegiatan tahunan yang dinantikan oleh peserta didik SLTAK PENABUR Jakarta. Bagi yang tertarik dengan program pendidikan holistik BPK PENABUR Jakarta, informasi dan pendaftaran siswa baru dapat diakses melalui

Editor : Eti Artayatini