Standard Chartered akan Tutup Bisnis Nihil Laba
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM —Standard Chartered PLC pada Kamis (8/1) akan menutup unit usaha ekuitas, yang mencakup sektor jual-beli saham serta penjaminan emisi. Dengan keputusan tersebut, diperkirakan sebanyak 200 orang akan kehilangan pekerjaan, disusul 2.000 lainnya dalam sektor perbankan ritel tahun ini. Langkah ini ditempuh agar perusahaan dapat memangkas $400 juta dari pos pengeluaran dan akhirnya memulihkan laba.
Bank Inggris yang berfokus di Asia tersebut menutup bisnis ekuitas tunai, riset ekuitas, dan pasar modal ekuitas. Semuanya belum berhasil mencatat laba. Penutupan akan menyisakan anggaran $100 juta bagi perusahaan, menurut pernyataan bank tersebut pada Kamis. StanChart bakal mempertahankan bisnis derivatif ekuitas, juga riset pasar obligasi, valuta asing, dan ekonomi.
StanChart mengaku telah memangkas 2.000 staf di unit perbankan ritel mereka dalam beberapa bulan belakangan. StanChart berencana merumahkan 2.000 karyawan lain pada 2015.
Sebagian besar pendapatan global StanChart bersumber dari operasi bank ritel dan korporasi. Keduanya mengurus tabungan, pinjaman, serta kebutuhan perbankan lain bagi dunia usaha dan konsumen di negara-negara berkembang, khususnya Asia. StanChart juga menjalankan bisnis perdagangan mata uang dan obligasi yang besar. Secara historis, bisnis ini menjadi kekuatan StanChart.
Rencana StanChart keluar dari bisnis ekuitas—yang mereka perkuat pada 2010—mencerminkan langkah serupa dari para pesaingnya. Pada masa-masa setelah krisis finansial, mereka berupaya banting kemudi menjadi bank investasi layanan penuh. Namun, fokus bank-bank itu ke arah perbankan investasi mulai dikendorkan.
StanChart merupakan satu dari tiga bank, termasuk Nomura Holdings Inc di Jepang dan Barclays PLC dari Inggris, yang menggelar aksi rekrutmen besar-besaran dalam beberapa area—seperti perdagangan saham—sesudah krisis finansial 2008. Namun, mereka hanya menunjukkan sedikit kemajuan.
Seperti dua bank lain, pertaruhan StanChart berekspansi kala pesaingnya sedang lemah ternyata tak berjalan baik. Bank-bank besar semacam Goldman Sachs Group Inc serta Citigroup Inc ternyata cepat memulihkan diri sesudah krisis finansial 2008. Sejak saat itu, Nomura dan Barclays kembali kepada kekuatan lama.
StanChart hanya memperlihatkan sedikit kemajuan dalam bisnis pasar modal ekuitas—atau jual-beli saham—di Asia, kawasan bisnis utamanya. Pada 2010, kala mulai memperkuat bisnis ini, StanChart berada pada posisi ke-25 berdasarkan nilai kesepakatan, menurut Dealogic. Posisinya menanjak hingga ke-16 pada 2013, sebelum turun pada posisi ke-24 tahun silam. (wallstreetjournal)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...