Steve Way, dari Perokok Berat Hingga Maraton
SATUHARAPAN.COM – Rokok dan alkohol mungkin adalah hal yang dihindari dalam berolah raga karena dikhawatirkan menurunkan daya tahan tubuh, apalagi bagi olah ragawan. Akan tetapi penuturan berbeda diungkapkan oleh Steve Way, pelari maraton Inggris yang berpartisipasi pada ajang multi olah raga negara-negara persemakmuran (Commonwealth Games 2014) yang diselenggarakan di Skotlandia.
“Sewaktu mengenyam pendidikan menengah, saya tidak benar-benar mengambil minat dalam olah raga,” kata Way.
“Aku cukup baik di matematika dan fisika, dan agak sedikit kutu buku, tetapi sesungguhnya aku juga menikmati diriku cukup banyak di usia dua puluhan,” lanjut Steve Way.
"Perubahan besar terjadi ketika aku masih 33, pada bulan September 2007,” lanjut Way.
Pada maraton yang berlangsung Sabtu (26/7), Steve Way mencapai torehan waktu 2 jam 15, 16 detik dan finis di tempat kesepuluh, jauh tertinggal dari Mark Shelley yang memenangkan maraton untuk kategori putra dengan 2 jam 11,15 detik.
Steve Way berada dalam kondisi terburuknya, dia tidak percaya diri bercermin karena berat badannya hampir 142 kilogram, dan sangat malas untuk melihat lipatan lemak menggelambir di sekitar pusarnya.
“Entah kenapa aku merokok sekitar 20 batang sehari. Aku harus tidur malam karena batuk. Ah, sungguh tidak menyenangkan buatku. Aku bohong kalau aku punya pencerahan tapi aku tidak suka melihat diriku sendiri di pagi hari dan aku ingat emosi aku merasa benar-benar harus melakukan beberapa perubahan,” kata Way.
Tidak ada yang terlambat dari Steve Way yang hendak menginjak usia kepala empat tersebut, karena dia berpendapat ada banyak tokoh yang mulai merasakan kejayaan di usia lanjut seperti Kolonel Harland Sanders asal Kentucky, Amerika Serikat yang merupakan mantan buruh tani dan meluncurkan ayam Kentucky pada 1952.
Ada juga Frank McCourt, penulis yang novel pertamanya memenangkan hadiah Pulitzer dalam karyanya Ashes Angela, baru diterbitkan ketika McCourt berusia 66 tahun.
Satu hal yang menginspirasi Way adalah pelari Marion Irvine yang mulai berkarier di dunia atletik pada usia 47, dan lolos ke Olimpiade AS 1984, kemudian menginjak usia 54 malah baru gemilang di lari maraton.
"Aku harus menemukan sesuatu yang aku bisa memusatkan seluruh perhatian saya pada yang akan membantu saya menurunkan berat badan dan menjaga saya dari rokok. Untuk mengubur kejahatan Anda, Anda perlu menemukan sebuah kecanduan yang sama dan berlawanan dengan rokok, dan harus lebih hebat kuasanya dari minuman beralkohol, barulah anda menemukan gairah,” kata Steve.
Steve tidak terlalu mencemaskan kehidupannya kini karena dia mengaku dengan berlari gairah hidup muncul, dan tidak terlalu tergantung kepada hal-hal lain di luar olah raga.
"Saya sekarang memiliki yang terbaik dari kedua dunia. Aku masih memiliki kehidupan sosial yang menyenangkan, meskipun tidak lagi melibatkan pergi clubbing pada Jumat dan Sabtu malam, tapi aku juga memiliki semangat dan kegembiraan dalam hidup saya,” tutup Steve Way. (bbc.co.uk/telegraph.co.uk/steveway.co.uk/glasgow2014.com).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...