STT Jakarta dan PCNI India Selenggarakan Loka Karya Transformasi Konflik
GUWAHATI, SATUHARAPAN.COM – Tiga lembaga dari India, Indonesia dan Amerika Serikat bekerja sama menyelenggarakan pelatihan dan loka karya transformasi konflik bagi pegiat perdamaian di India timur laut, pekan lalu di Guwahati, negara bagian Assam, India.
Pelatihan dan loka karya itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan ketrampilan peserta dalam mediasi dan upaya-upaya penyelesaan konflik secara damai, serta transformasi konflik untuk membangun kehidupan masyarakat yang harmoni dan pro-eksistensi.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Peace Coalition of Norteast India (PCNI) yang berbasis di Dimapur, negara bagian Nagaland, India, dengan didukung oleh Plowhshares Institute, Connecticut, Amerika Serikat, dan Center for Conflict Transformation and Recociliation (Pusat untuk Transformasi Konflik dan Rekonsiliasi) Sekolah Tinggi Teologi, Jakarta.
Pelatihan diikuti oleh 30 peserta yang merupakan pegiat perdamaian dan akademisi dari tujuh negara bagian India di timur laut. Mereka datang dari 14 etnis yang ada di India timur laut, termasuk dua peserta dari Rusia dan Afrika Selatan yang sudah dua tahun tinggal di India. Selama tiga hari (26 -28/3) mereka berdiskusi, berbagi pengalaman dan membahas konflik serta upaya-upaya menyelesaikannnya secara damai.
Para peserta belajar bersama tentang bagaimana menjadi mediator untuk proses mediasi konflik, serta menganalisis konflik untuk mengembangkan strategi dan intervensi konflik secara damai, bersama fasilitator, Dr. Kadarmanto Hardjowasito, Sabar Subekti, dan Dwight Burton.
Pelatihan dan loka karya ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan. Tahun lalu dengan kerja sama ketiga lembaga itu, diselenggarakan kegiatan yang sama di negara bagian Manipur, India dengan fasilitator Dr. Robert Evans, Dr. Kadarmanto Hardjowasito, dan Alice Evans.
Di antara para peserta terungkap bahwa mereka menghadapi banyak konflik di komunitas dengan berbagai latar belakang, termasuk masalah politik, ekonomi dan sengketa tanah. Dalam komentar yang mereka sampaikan, pelatihan tersebut memberikan mereka perspektif yang lebih luas tentang upaya-upaya penyelesaian konflik secara damai, serta pengetahuan dan ketrampilan praktis yang bisa mereka terapkan dalam membantu komunitas mengatasi konflik.
Para peserta belajar bersama menggunakan kasus dari kejadian nyata yang relevan dengan situasi mereka untuk mengembangkan ketrampilan dalam transformasi konflik. Pada bagian akhir pelatihan para peserta membuat komitmen untuk upaya-upaya nyata yang bisa dilakukan untuk membangun perdamaian di komunitas mereka seusai pelatihan tersebut.
Penyelenggara pelatihan dari India, PCNI, terbentuk pada tahun 2010. Lembaga ini dibentuk untuk mempromosikan relasi yang harmonis dan ko-eksistensi di masyarakat melalui upaya-upaya yang damai.
Paul Lokho, Direktur PCNI, mengatakan bahwa lembaganya sejak empat tahun terakhir telah menyelenggarakan sejumlah kegiatan untuk mempromosikan kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis di wilayah India timur laut. “Setelah kegiatan pelatihan ini, kami akan menyelenggarakan dialog perdamaian untuk para pemimpin masyarakat,” kata dia.
Lokho mengatakan bahwa PCNI juga akan terus mengembangkan pelatihan serupa di berbagai kota di India timur laut sebagai upaya untuk membantu mengatasi konflik sosial dan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...