Studi: Anak dan Remaja Merespons Anti Bodi Lebih Kuat daripada Orang Dewasa
Anak dan remaja yang pernah terpapar COVID-19 ringan atau tanpa gejala memiliki respons antiobodi yang kuat hingga empat bulan.
SATUHARAPAN.COM-Anak-anak dan remaja yang mengalami terpapar COVID-19 dengan gejala ringan hingga tanpa gejala ditemukan memiliki respons antibodi yang kuat hingga empat bulan setelah terinfeksi, menurut sebuah studi penting baru-baru ini.
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Duke Health yang berbasis di Amerika Serikat dan dimuat dalam jurnal “JCI Insight”, menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang sebelumnya mengidap COVID-19 mengembangkan respons antibodi yang mampu menetralkan virus SARS-CoV-2. Selanjutnya, tanggapan ini sebanding atau lebih unggul dari yang diamati pada orang dewasa.
“Temuan ini menggembirakan, terutama karena kami belum dapat memvaksinasi anak-anak di bawah usia 12 tahun untuk melawan virus,” kata rekan penulis, Jillian Hurst, asisten profesor di Departemen Pediatri di Duke University School of Medicine.
“Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak yang pernah mengalami infeksi ringan atau bahkan mereka yang tidak memiliki gejala apa pun, mengembangkan respons kekebalan yang kemungkinan akan memberikan perlindungan terhadap infeksi di masa depan.”
Para peneliti mengevaluasi respons imun spesifik SARS-CoV-2 pada 69 anak dan remaja, dengan usia mulai dari dua bulan hingga 21 tahun. Usia rata-rata peserta adalah 11,5 tahun, dan 51 persen adalah perempuan.
Para peneliti mengukur respons antibodi di antara anak-anak dan remaja dengan infeksi SARS-CoV-2 tanpa gejala dan gejala ringan dan menemukan bahwa respons antibodi tidak berbeda berdasarkan adanya gejala. Antibodi penetralisir SARS-CoV-2 tetap terdeteksi di sebagian besar peserta hingga empat bulan setelah infeksi.
Para peneliti juga membandingkan respon imun anak-anak dengan orang dewasa. Mereka menemukan bahwa semua anak, tanpa memandang kelompok usia, memiliki tingkat antibodi yang setara atau sedikit lebih tinggi daripada orang dewasa pada dua bulan dan empat bulan setelah infeksi akut.
“Sebagian besar studi tentang respons imun anak-anak terhadap SARS-CoV-2 telah berfokus pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 parah atau sindrom inflamasi multi-sistem pada anak-anak (MIS-C), atau telah menilai kekebalan hanya selama infeksi akut,” kata Fouda kata.
“Studi kami memberikan informasi penting bahwa respons imun spesifik SARS-CoV-2, terlepas dari tingkat keparahan penyakit, dapat menurun seiring waktu lebih lambat pada anak-anak dan remaja.”
Penulis studi mengatakan temuan itu menunjukkan bahwa memvaksinasi anak-anak kecil terhadap COVID-19 juga dapat memperoleh tingkat perlindungan yang sama atau lebih besar daripada orang dewasa.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...