Suara Rakyat: Jalan Rusak Terkait Masalah Penegakan Hukum
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Pada musim hujan tahun inijuga tahun-tahun sebelumnyajalan-jalan mengalami kerusakan. Satuharapan.com mencari tahu opini masyarakat. Berikut komentar mereka.
Huda Susetyo Nugroho, karyawan BUMN, mengomentari penyebab kerusakan jalan tersebut. Ia berkomentar, Problemnya rumit. Di luar dugaan korupsi, itu masalah penegakan hukum. Ini disebabkan pelanggaran tonase khususnya angkutan barang. Kerugian utama adalah terganggunya distribusi ekonomi antarwilayah dan cost-opportunity yang tinggi.
Laki-laki yang tinggal di kawasan Bekasi ini menambahkan, Ada problem lain yang seiring, yaitu hilangnya resapan air. Akibatnya air lama menggenang di jalan merusak jalan.
Anjarwani, seorang misionaris, punya opini menarik terhadap penyebab jalan rusak ini. Konstruksi berikut kualitas jelas sepaket. Ia mengaku tidak terlalu jelas tentang apakah kualitas yang turun ini terkait dengan korupsi, tetapi ia dengan nada skeptis mengungkapkan, Tapi, apa sih yang gak bisa dikorupsi?
Richard Partogi, karyawan perusahaan asing di daerah Karawang, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa jalan mudah rusak karena kualitas di bawah spesifikasi dan umumnya saluran air tidak bagus sehingga sering tergenang air. Ia mengaku tidak bisa memastikan untuk adanya korupsi, tetapi umumnya pengawasan pembangunan jalan sangat minim.
Saran Masyarakat
Richard menambahkan bahwa kerugian masyarakat jelas secara faktor ekonomi. Sebab, biaya transportasi tidak efisien lagi dan memunculkan ekonomi biaya tinggi. Laki-laki yang tinggal di Jakarta Timur ini menyarankan tentang diperketat aturan tonase jalanan atas kendaraan yang melintasi dan perbaikan infrastruktur penunjang jalanan, seperti saluran air, lampu jalan dan rambu lalin sehingga peruntukan jalan sesuai dengan kualitas jalan tersebut.
Anjar punya saran menarik, Denger-denger orang Korea bagus lho klo bikin jalan per detailnya.
Bersyukur
Menurut pantauan satuharapan.com pada beberapa titik, Kamis (6/2) malam di gang kecil seperti Gang Arus, yang berada di Jl. Dewi Sartika atau tepatnya di depan pengungsian warga RW 02 Cawang yang terdampak banjir banyak lubang yang tidak tertambal,
Menurut Akri, tukang Somay yang tinggal di Gang Nasional, dia bersyukur tidak kena banjir, akan tetapi prihatin dengan keadaan orang-orang yang harus mengungsi di bawah naungan tenda BNPB.
Ini mah belum ada rencana ngebenerin, sekarang aja kalau malam mah ujan terus, kata Akri
Kasian orang mau lewat, lanjut Akri.
Saya juga nggak tau siapa yang tanggung jawab.
Sementara lubang menganga di jalur Transjakarta yang melintas di Jl. Matraman, atau tepatnya di depan kantor pajak Pratama I Matraman juga mengganggu kelancaran bus Transjakarta. M. Budiman, seorang petugas keamanan Kantor Pajak Pratama I Matraman turut berkomentar.
Lubang-lubang itu sih gara-gara banjir, kata Budiman.
Ya nantinya emang pasti dibenerin, kalo nggak nanti kan bisa macet, kata pria asal Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi tersebut.
Lah ini mas, di depan ini ada yang lubang juga, kliatannya aja sih mulus, padahal ya begitu itu, iya saya tau di ujung busway itu ada yang lubang juga tuh, kata Budiman kepada satuharapan.com.
Waduh nggak tau pemerintah Jakarta kapan mau ngebenerin jalan, lanjut Budiman.
Optimisme ditunjukkan Andi Wicaksono, warga Kel. Kebon Manggis, Matraman, Jakarta.
Kalau sekarang kondisi hujan yang pasti akan mengakibatkan jalan terendam air. Kualitas jalan memang harus segera diperbaiki, kata Andi Wicaksono.
Andi Wicaksono percaya Pemerintah DKI Jakarta akan melakukan langkah yang terbaik demi kota Jakarta.
Saya belum dengar (rencana pemprov DKI), tetapi kualitas jalan raya akan diperbaiki. Kita berpikir positif aja tentang pemerintah DKI Jakarta, kita harus tetap percaya ke pemerintah Jakarta, Karena saya yakin pemerintah kan memang sebagai pamong, dan rakyat adalah yang berkuasa, tutup Andi Wicaksono. (Pras, Bay)
Editor : Bayu Probo
Berjaya di Kota Jakarta Pusat, Paduan Suara SDK 1 PENABUR Be...
Jakarta, Satuharapan.com, Gedung Pusat Pelatihan Seni Budaya Muhammad Mashabi Jakarta Pusat menjadi ...