Pemprov DKI Buka Kesempatan Kerja untuk 1.531 Sopir Bus Baru
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan Pemprov DKI memberikan kesempatan kerja sebanyak 1.531 sopir untuk bus-bus baru yang diadakan Pemprov. Jumlah tersebut berdasarkan perhitungan dari Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta Pargaulan Butarbutar.
Pemprov DKI membutuhkan sopir bus baru karena terus menambah jumlah bus, yaitu sebanyak 310 bus Transjakarta dan 346 Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB), dengan total bus baru sebanyak 656 unit.
“Pemprov DKI memberikan kesempatan kerja yang luas. Untuk 310 bus Transjakarta, 346 BKTB, yang jumlahnya 656 bus, menurut perhitungan Pak Butarbutar dibutuhkn 1.531 sopir. Belum lagi tenaga-tenaga lainnya seperti satpam. Lalu ada katering, juga untuk makan sopir-sopirnya,” Pristono, yang ditemui ketika tiba di Balai Kota setelah naik BKTB bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, Jumat (7/2) pagi, menjelaskan.
Gaji yang ditawarkan, menurut Pristono sangat menarik. Sopir BKTB mendapat gaji lima juta rupiah, sopir Transjakarta bus single diberikan gaji enam juta rupiah, sedangkan bus gandeng gajinya tujuh juta rupiah.
Pristono menawarkan kesempatan itu kepada pengemudi metromini. “Kami didik dulu mereka melalui diklat (pendidikan dan pelatihan, Red)," dia menambahkan.
Pristono berpendapat, sistem kejar setoran menyebabkan sopir metromini, kopaja, atau kopami menjalankan kendaraannya ugal-ugalan. Belum lagi kalau menabrak kendaraan lain atau bahkan menabrak orang, sopir harus menerima konsekuensi besar. Namun, tidak akan terjadi seperti itu jika manajemennya diubah menjadi perusahaan.
“Kalau menajemennya sudah berbentuk perusahaan dan sopir sudah punya gaji tetap, mereka akan disiplin.” dia menjelaskan.
Beri Kesempatan
Pristono menambahkan, kopaja dan metromini diberi kesempatan dalam waktu setahun atau dua tahun ini untuk mengubah manajemen, sarana, dan prasarananya. Pemprov DKI, melalui Dishub akan mengumpulkan berbagai pihak penyedia layanan jasa transportasi yang mau berubah, untuk didaftar.
Berkaitan dengan penggantian armada, menurut Pristono, anggarannya diambil dari perusahaan penyedia layanan itu sendiri. Sedangkan Pemprov DKI akan memberikan fasilitas untuk meningkatkan kelas, dari ekonomi (Rp 3.000) menjadi nonekonomi yang menggunakan pendingin ruangan/AC (Rp 6.000), dan dalam kegiatan operasionalnya nanti akan diintegrasikan ke jalur busway.
“Metromini yang dulunya ugal-ugalan harus dibuat baru, misalnya sopir dan kondektur berpakaian lebih rapi,” Pristono mencontohkan.
Meskipun harga tiket menjadi lebih mahal, ia mengatakan tidak perlu khawatir, karena untuk harga tiket tersebut tetap ada pangsa pasarnya.
“Kalau perusahaannya tidak mau, dan protes, laporkan ke Dishub, nanti sopirnya oleh Pak Butarbutar akan ditawarkan menjadi sopir BKTB, karena BKTB sedang mencari sopir, tetapi harus ‘dikeramasin’ dulu,” kata Pristono.
Ia mengakui tidak mudah melakukan perubahan. Sebab itu Dishub memberikan kesempatan kepada kopaja dan metromini untuk mengubah manajemen terlebih dahulu. Hal itu penting diterapkan, karena kalau armadanya masuk perumahan, sopirnya bisa dicek dengan mudah.
Melalui segala upaya perbaikan transportasi massal itu, Pristono juga mengimbau agar masyarakat mau membantu, dengan mengubah pola perjalanannya dari kendaraan pribadi menjadi naik transportasi umum.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...