Sudin Jaktim Siap Atasi Banjir
JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Kepala Suku Dinas Kebersihan (Kasudin) Kota administrasi Jakarta Timur Apul Silalahi memastikan, pihaknya telah siap menghadapi banjir, mengingat intensitas hujan tertinggi di Jakarta terjadi hingga Maret mendatang.
"Persiapan untuk mengatasi banjir yang dilakukan itu seperti alat berat yang akan digunakan untuk mengeruk sampah di kali-kali yang ada. Dan, Jakarta Timur punya 13 unit khusus. Tapi, lebih lengkap ada di dinas kebersihan," kata Apul saat berbincang dengan satuharapan.com, di Jakarta Timur, Jumat (19/12).
Menurut Apul Mengenai sumberdaya manusia (SDM) yang dikerahkan, kata Apul, juga demikian. Setidaknya 240 orang telah disiapkan Sudin Kebersihan Jakarta Timur.
"Itu di luar pekerjaan menangani sampah rumah tangga, termasuk kru untuk mengangkut sampah dan sopir," kata dia.
Kata dia, karena Dinas Kebersihan memiliki alat berat untuk mengeruk kali, maka tidak perlu menyewa yang cenderung berbelit-belit dan menghambat pekerjaan, lantaran harus ada kontrak kerja sama terlebih dahulu.
Dengan demikian, maka membersihkan kali dari tumpukan sampah dapat dilakukan kapan saja.
"Dioperasikan mau jam satu, dua, atau tiga pagi, ya terserah itu," katanya.
Mengenai banyaknya sampah dari kali yang diangkut tiap harinya, Apul mengaku tak bisa diprediksi, sebagaimana sampah rumah tangga.
"Untuk sampah kali, tidak bisa diprediksi. Kadang kiriman dari Bogor mengalir ke kali. Kalau sampah rumah tangga, sudah ada hitungannya, katakanlah sampah 340 hari itu sejumlah penduduk ya," katanya.
"Contoh pada tahun 2013. Dalam seminggu, mengangkut sampah itu ratusan ton, bahkan ribuan ton. Tapi sekarang, hampir di Kali Ciliwung, di BKT, tidak ada sampah, kecuali sampah rumah tangga," kata dia.
Menurut Apul pengerukan kali terhambat—seperti Kali Ciliwung—jika alat berat, amphibius misalnya, tak bisa diturunkan lantaran aksesnya sulit.
"Kalau untuk Kali Ciliwung emang susah aksesnya. Lihat saja, itu kan terjal masalah akses, pakai crane pun, kalau tidak ada rumah-rumah itu, pasti bisa. Kalau padat karena terdapat rumah-rumah, enggak bisa pasang," katanya.
Di Kampung Melayu, kata dia, kejadian serupa ditemui. Hanya di Cijantung yang bisa diakses, karena Korps Pasukan Khusus (Kopasus), yang bermarkas di wilayah itu, membuka jalan.
"Namun, di BKT (Banjir Kanal Timur) tidak ada masalah soal amphibius," katanya.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...