Sudut Pandang Menentukan Sikap
Hidup kadang memang tidak masuk akal.
SATUHARAPAN.COM – Konon saat Maut Hitam ( wabah pes) melanda Eropa pada 1347, penduduk Desa Lubeck, Jerman, sangat ketakutan. Para bangsawan yang kaya berusaha berlindung di biara yang bertembok besar, sedangkan para biarawan mengunci gerbang dan melarang orang masuk. Para bangsawan yang ketakutan melemparkan uang dan hartanya ke balik tembok biara, tetapi para biarawan melemparkan balik uang dan harta tersebut.
Perbedaan sudut pandang tentang harta ini yang membuat mereka saling bolak-balik melempar harta melewati tembok. Para bangsawan merasa dengan hartanya bisa membeli keamanan, sedangkan para biarawan malah takut harta tersebut terkontaminasi wabah.
Sudut pandang terhadap suatu masalah yang terjadi, menentukan respons yang dilakukan. Saat KKR Natal yang dilayankan Pdt. Stephen Tong di Sabuga, ITB, Bandung, dihentikan massa, beragam respons dan komentar terjadi.
Sudut pandang apakah yang akan digunakan untuk merespons berita tersebut?
Mengapa saat umat yang mengatasnamakan mayoritas boleh beribadah di tempat umum, dengan jumlah yang demikian besar, namun umat Kristen diganggu. Di manakah keadilan?
Sambil memandang langit yang biru, suara lembut membisik di hati, ”Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Ternyata, hidup memang kadang tidak masuk akal. Tetapi, apa pun yang terjadi, biarlah hanya damai sejahtera yang bersemayam dalam diri. Dan hanya sudut pandang Sang Juru Selamatlah kiranya yang ada dalam diri.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...