Suka dan Duka
SATUHARAPAN.COM - Hidup itu tidak seperti matematika; satu tambah satu pasti dua. Sebab dalam hidup ketidakpastian adalah keniscayaan; tawa dan tangis bisa datang kapan saja dan melalui cara apa saja. Bahkan tidak jarang, dibalik tawa tersimpan tangis, dibalik tangis menguntit tawa.
Ingat Joseph Estrada? Suatu masa di suatu ketika, mantan aktor kaya raya itu mencalonkan diri menjadi Presiden Filipina. Dan berhasil. Senang? Awalnya. Garis hidup selanjutnya berbicara lain; jabatan presiden itulah yang mengantarkannya ke penjara. Berbanding terbalik dengan Nelson Mandela; penjara dingin nan beku justru membuka pintu kemuliaan baginya.
Maka, dalam segala situasi dan kondisi — entah suka, entah duka — tetap eling lan waspada itu perlu. Jangan terlalu larut dengan realitas yang ada. Bila itu suka jalani dengan iman, bila itu duka jalani dengan tawakal. Kelak ketika sekarang menjadi masa lalu, dan kita menoleh ke belakang; kita tidak akan kecewa.
Seperti juga yang terjadi di negeri antah berantah. Kemarin dan kemudian, ia jadi pesakitan. Dan para penistanya senang bukan kepalang. Mereka seumpama burung bangkai yang berpesta di atas onggokan jenazah. Sekarang ketika dalam hitungan minggu ia akan bebas, mereka mulai ketar-ketir. Apalagi selama jadi pesakitan, si penista itu justru tidak menjadi layu dan kering. Ahh, jadi tidak sabar akan tibanya hari itu. Dan semakin tidak sabar menanti cerita selanjutnya.
Editor: Tjhia Yen Nie
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...