Sultan, Sepatu “Mata” Bagi Tunanetra
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM - Sekelompok mahasiswa dari Kementerian Pendidikan Keilmuan BEM Kema Unpad, berhasil menciptakan sepatu bagi penyandang tunanetra. Sepatu untuk memudahkan kaum tunanetra berjalan di jalur yang tepat ini diberi nama “Sultan” singkatan dari Sepatu Sensor untuk Langkah Tunanetra.
Sepatu ini dikreasikan oleh Indriani Latifah (FMIPA), Shifa Amalia F (FIB), Ridwan Maulana (FTG), Firda Tubagus Ismail (FTG) dan Putri Nazilatu Rama (FMIPA). Sepatu ini dapat mendeteksi aneka obyek di depan pengguna melalui sensor yang dipasang. Dengan sensor ini, pengguna dapat mengenali benda apa yang ada di depannya ketika berjalan.
Putri saat diwawancarai Humas Unpad, Jumat (5/9) menuturkan, secara sederhana cara kerja sepatu model safety shoes ini sama dengan organ tubuh manusia. Di dalam sepatu ini dipasangan Arguino Mega, semacam piranti mikrokontroler. Alat inilah yang menjadi otak untuk mengatur kinerja dari komponen di sepatu, yaitu sensor ultrasonik HC-SR04.
Sensor ini menjadi “mata” bagi penggunanya. Mereka telah memprogram sensor ini untuk dapat mendeteksi keberadaan objek di sekelilingnya, seperti dinding, palang, dan benda-benda tinggi lainnya. Sensor ini terintegrasi di bagian tengah sepatu dan dipasang secara vertikal.
“Ada 3 sensor yang dipasang. Yang tengah untuk mendeteksi dinding, atas untuk lubang, dan bawah untuk palang,” ujar Ridwan menambahkan.
Ketika mendeteksi objek, sensor akan mengirimkan sinyal ke Arduino untuk diolah dan diprogram sehingga akan menghasilkan luaran berupa bunyi peringatan serta informasi tentang objek di hadapan. Bunyi ini dapat didengar oleh pengguna melalui handsfree yang dipasang di telinga yang dihubungkan melalui teknologi bluetooth.
Selain dapat mendeteksi objek, sepatu ini juga dapat merekam rute perjalanan si penggunanya melalui GPS. GPS inilah yang juga akan memberi tahu pengguna sedang berada di lokasi apa berdasarkan rekaman jalur sebelumnya. Seluruh pemograman ini dilakukan oleh Indriani.
“Karena modelnya safety shoes, maka dapat berfungsi untuk meminimalisir kecelakaan saat digunakan,” tambah Ridwan.
Sultan ini, lolos pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori Karsa Cipta (KC) Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Universitas Diponegoro lalu, dengan dosen pendamping Drs. Asep Solahudin, M.T. Mereka berhasil meraih Perak pada kelas Poster PKM KC III di ajang tersebut.
Mereka juga berharap, sepatu ciptaannya dapat bermanfaat bagi penyandang tunanetra sebagai alat mobilisasi. Rencananya, mereka akan melakukan pengembangan sepatu ini agar dapat dipakai di panti tunanetra. “Kita ingin pemerintah juga dapat lakukan kerja sama,” pungkas Indriani. (unpad.ac.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...