Suporter Banjiri Paris Rayakan Prancis ke Final Piala Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Di tengah udara membeku para pendukung Prancis membanjiri boulevard Champs-Elysees di Paris setelah Les Bleus memenangkan laga semifinal Piala Dunia melawan Maroko dengan 2-0 untuk mencapai final turnamen ini untuk kedua kali berturut-turut.
Dibalut sentimen kolonial dan buruh migran pasca-perang dari Afrika Utara ke Prancis, kedua negara berbagi sejarah yang membentuk identitas dan politik mereka yang membuat hubungan keduanya kadang-kadang tegang.
Prancis adalah tempat bagi komunitas besar keturunan Maroko yang banyak antaranya memiliki kewarganegaraan ganda.
"Kami lebih suka datang lebih awal karena nanti bakal ricuh. Kami hanya ingin merayakan kemenangan ini," kata Kerene Massuka yang datang bersama seorang teman yang membawa bendera Prancis, seperti dikutip Reuters, Kamis (15/12).
Mereka diapit ratusan truk polisi yang mengamankan area tersebut saat suporter menyalakan kembang api.
Kerumunan pendukung kedua negara terlihat memasuki boulevard berhias suasana Natal. Pihak berwenang bersiap dengan mengerahkan puluhan ribu personel meskipun suhu di bawah nol derajat Celcius.
Maroko berkesempatan menjadi negara Afrika pertama yang mencapai final Piala Dunia, tetapi Prancis yang justru bersia menjadi tim pertama yang mempertahankan gelar juara Piala Dunia dalam 60 tahun terakhir ketika mereka menghadapi Argentina dalam final Minggu.
Sekitar 10.000 petugas polisi dimobilisasi yang merupakan dua kali lipat dari yang diturunkan dalam Piala Dunia sebelumnya.
Kalahkan Maroko, Prancis Lawan Argentina di Final
Prancis melaju ke final Piala Dunia 2022 setelah mengakhiri Maroko si pembunuh para raksasa dalam laga semifinal di Stadion Al-Bayt, Doha pada Kamis (15/12)dini hari WIB, yang berkesudahan 2-0.
Dua gol Prancis dicetak oleh Theo Hernandez dan pemain pengganti Randal Kolo Muani.
Kemenangan ini mengantarkan Prancis meretas jalan menjadi tim pertama yang mempertahankan gelar juara dunia jika mengalahkan Argentina 18 Desember nanti.
Sebaliknya, Maroko yang menggulingkan Belgia, Spanyol dan Portugal sebelum mencapai semifinal gagal menjadi tim Afrika dan kekuatan di luar Amerika Selatan serta Eropa yang mencapai final Piala Dunia.
Prancis langsung menekan Maroko sejak pertandingan dimulai dan kemudian membuahkan gol pada menit ke-5.
Diawali serangan dari sisi kanan yang dibangun Antoine Griezmann, bola kemudian dikirimkan ke kotak penalti. Kylian Mbappe coba menembak, tetapi bola membentur pemain Maroko dan mengarah kepada Theo Hernandez yang sambil melompat menendang bola melewati kiper Yassine Bounou.
Gol tersebut menjadi yang pertama kalinya dicetak oleh pemain lawan ke gawang Maroko selama turnamen ini.
Maroko merespons gol tersebut dengan permainan yang lebih berani. Azzeddine Ounahi mendapat ruang tembak di depan kotak penalti dan mengarahkan bola ke pojok kiri gawang, tetapi Hugo Lloris bisa menepisnya.
Prancis balas menyerang dan hampir mencetak gol pada menit ke-17 andai tendangan Giroud dari sisi kiri tidak menghantam tiang.
Pada menit ke-21, Maroko terpaksa menarik kapten sekaligus bek tengah Romain Saiss karena mengalami cedera paha. Saiss digantikan Selim Amallah.
Prancis mendapat peluang lagi pada menit ke-36. Bola terobosan Aurelien Tchouameni berhasil berhasil diterima Mbappe di kotak penalti.
Dia kemudian mengarahkan bola ke gawang kosong, tetapi masih bisa dibuang oleh Achraf Hakimi.
Maroko balik menekan Prancis dalam lima menit akhir babak pertama dan memaksa Prancis bermain bertahan.
Maroko nyaris mencetak gol pada menit ke-45 dari sepak pojok. Bola mengarah kepada Jawad El Yamiq yang membelakangi gawang, dia kemudian melepaskan tendangan akrobatik yang sayangnya menghantam tiang gawang.
Bola muntah bisa disambar pemain Maroko lainnya, tetapi tidak mencapai sasaran. Babak pertama ditutup 1-0 untuk Prancis.
Selepas jeda, pelatih Maroko, Walid Regragui memasukkan Yahya Attiyat Allah untuk mengubah keadaan. Sebelumnya, Attiat-Allah merupakan pemberi assist untuk gol Youssef En-Nesyri ke gawang Portugal dalam perempat final.
Masuknya Attiyat Allah membuat Maroko memiliki variasi serangan. Mereka beberapa kali mengancam Prancis, tetapi tak membuahkan gol.
Giliran Didier Deschamp melakukan pergantian pemain pada menit ke-65 ketika Olivier Giroud ditarik keluar untuk digantikan oleh Marcos Thuram.
Pada menit ke-75, Abderazek Hamdallah sempat memberikan ancaman ketika menggiring bola ke kotak penalti. Namun, dia ragu melepaskan tembakan dan bola berhasil dibuang pemain Prancis.
Prancis kembali melakukan pergantian pada menit ke-79 saat Randal Kolo Muani masuk menggantikan Ousmane Dembele.
Kolo Muani langsung memberikan dampak kepada Prancis dengan menggandakan keunggulan timnya satu menit kemudian.
Berawal dari aksi dan tendangan Mbappe di kotak penalti, bola sempat mengenai kaki pemain Maroko sebelum disambar Kolo Muani ke gawang Bounou. Skor berubah 2-0.
Maroko menolak menyerah untuk terus memberikan ancaman. Mereka hampir mencetak gol melalui tendangan di kotak penalti, tetapi Jules Kounde melakukan hadangan penting di depan gawang.
Prancis pun mencapai final untuk kedua kali berturut-turut dalam dua Piala Dunia terakhir guna menghadapi Argentina di Stadion Lusail pada Minggu malam (18/12).
Susunan Pemain:
Prancis (4-3-3): Hugo Lloris (kapten); Jules Kounde, Raphael Varane, Ibrahima Konate, Theo Hernandez; Antoine Griezmann, Aurelien Tchouameni, Youssouf Fofana; Ousmane Dembele (Rendal Kolo Muani 79'), Olivier Giroud (Marcus Thuram 65'), Kylian Mbappe
Maroko (3-4-3): Yasin Bounou; Jawad El Yamiq, Romain Saiss (kapten) (Selim Amallah 21') (Abde Ezzalzouli 78'), Nayef Aguerd; Achraf Hakimi, Sofyan Amrabat, Azzedine Ounahi, Noussair Mazraoui (Attiyat Allah 46'); Hakim Ziyech, Youssef En-Nesyri (Abderrazak Hamdallah 66'), Sofiane Boufal (Zakaria Aboukhlal 67')
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...