Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 17:15 WIB | Rabu, 28 Oktober 2015

Surat Terbuka Ibu untuk Pengacara Tiongkok Yang Hilang

Zhang Kai, ''hilang'' sejak ditangkap polisi Tiongkok Agustus lalu. (Foto: Ist)

WENZHAU, SATUHARAPAN.COM – Ibu dari seorang pengacara hak asasi manusia Tiongkok terkenal yang banyak membantu komunitas Kristen yang ditekan di negeri itu, menulis surat terbuka mengenai anaknya, Zhang Kai, yang hilang sejak Agustus lalu.

Zhang Kai menghabiskan sebagian besar karirnya untuk membela gereja dari penganiayaan yang sedang berlangsung di Tiongkok. Dia menjadi pengritik yang vokal mengenai catatan hak asasi manusia Presiden Tiongkok, Xi Jinping.

Dia banyak menawarkan bantuan hukum bagi gereja-gereja yang menghadapi penghancuran salib oleh negara yang ingin menghapuskan simbol keagamaan itu, dan penganiayaan yang dialami komunitas Kristen.

Pada bulan Agustus, Zhang ditangkap oleh polisi ketika berada di sebuah gereja di Wenzhou, Provinsi Zhejiang. Dia didakwa "membahayakan keamanan negara" dan "mengganggu ketertiban umum." Kasusnya telah mengundang kemarahan organisasi hak asasi manusia.

BACA JUGA :

Sejak ditangkap Zhang menghilang dan ada laporan bahwa dia sedang menghadapi hukuman penjara berat atau hukuman mati, namun dia didak mendapatkan akses untuk bantuan hukum.

Pada hari Senin (26/10), ibu Zhang menulis surat terbuka yang emosional untuk Zhang. Dia bersedih atas hilangnya anaknya dan memohon berita tentang keberadaannya.

"Pengacara Anda dan saya tidak memperoleh, bahkan untuk sedikit saja, informasi tentang situasi  kamu sekarang sejak kamu telah diambil," tulisnya dalam surat yang diterbitkan oleh ChinaAid.

"Hari-hari ini, saya sangat kecewa. Tidak ada dalam pikiran saya kecuali hilangnya kamu. Saya ingin mengendalikan diri, pikiran dan pernyataan saya, tapi bayangan kamu terus-menerus muncul di depan mata saya," kata si ibu.

BACA JUGA:  Surat ibu untuk Zhang Kai Yang Hilang setelah ditangkap polisi Tiongkok

Ibu Zhang mengatakan tentang prestasi dan tekad anaknya untuk mencari keadilan. Zhang cermerlang dalam prestasi akademis, dan menolak permintaan ibunya untuk mengambil perkara yang aman atau untuk bekerja dengan pemerintah. Dia diharapkan menjadi pengacara Tiongkok yang cemerlang.

"Ketika kamu lulus dari perguruan tinggi, kamu lulus ujian pengacara dengan hasil tertinggi kedua di seluruh kota," tulis ibunya. "Kau berhasil karena kau telah mempelajari dengan baik dan memiliki dasar yang kuat.’’

"Menghadapi kekacauan dalam negeri saat ini, kamu berjuang melawan ketidakadilan sosial dan bahaya, apakah harus mengorbankan diri kamu pada lebih banyak tekanan?  Tapi kamu mengatakan: " Jika seorang prajurit tahu dia harus mengalahkan musuhnya di medan perang, apakah dia tidak pergi? Saya harus melakukan ini, dan saya tidak boleh takut risiko. Saya harus mengambil itu atas diri saya, berani melakukan apa yang benar '."

Ibu Zhang  dalam surat tertanggal 5 Oktober itu menunjukan ketakutan dan mengharapkan anaknya kembali. Namun ibu yang tidak disebutkan namanya itu mengakhiri suratnya dengan catatan optimisme bahwa pemerintah saat ini akan berakhir. Namun nasib Zhang masih belum diketahui. (Christian Today)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home