Menag Kupas Makna Jihad Dalam Islam
SLEMAN, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di hadapan sekitar 1000 pemuda yang berkumpul di Jogja Ekspo Center (JEC), mengupas makna jihad dalam Islam.
Menurutnya, sejauh yang dikaji Balitbang-Diklat Kemenag, jihad tidak hanya bermakna perang dan perlawanan fisik semata.
“Setidak-tidaknya ada 6 pengertian makna terkait kata jihad,” kata Menag didaulat menyampaikan keynote speech dalam dialog “Peran Generasi Muda dalam Pencegahan Terorisme” yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Jogjakarta,hari Rabu (28/10).
Selain perang, kata jihad bisa bermakna, haji mabrur, berbakti kepada orang tua, menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang zalim, menuntut ilmu dan mengembangkan dunia pendidikan, serta membantu fakir miskin.
“Jihad itu sangat luas maknanya,” kata dia.
Dalam pandangan Menag, jihad secara umum mempunyai makna bersungguh-sungguh, menebarkan kemaslahatan kepada sesama. Inti dari Islam adalah salam yang berarti kedamaian. Dan menurut Menag, tidak hanya Islam, semua agama menyerukan kedamaian, karena hakikat semua agama adalah memanusiakan manusia.
“Pemahaman seperti inilah yang perlu lebih kita seriusi untuk menghadirkan pemahaman yang lebih baik, sehingga faham kekerasan bisa diminimalisir,” kata dia.
Dialog ini diadakan dalam rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2015. Di hadapan para pemuda bangsa, Menag mengingatkan peristiwa 87 tahun silam di mana para generasi muda telah membulatkan tekad untuk menjaga Indonesia dari penjajahan.
Sekarang Indonesia sudah merdeka, namun tantangan bagi para pemuda generasi bangsa juga tidak sederhana. Pemudah sekarang, kata Menag, dituntut untuk mampu menjawab dan menyikapi beragam persoalan, antara lain persoalan hukum, sosial, ekonomi, politik dan budaya saat ini.
Menag berharap momen Sumpah Pemuda dimaknai generasi muda Indonesia sebagai tanggung jawab untuk terus menjaga dan merawat Indonesia agar peradaban bangsa dari waktu ke waktu semakin membaik.
Hal sama dikemukakan Kepala BNPT Saud Usman. Menurutnya, ancaman generasimuda saat ini bukan hanya terletak di aspek fisik, namun serangan propaganda yang menyerang psikis kaum muda. Karenanya, lanjut Usman, perlu kebersamaan untuk menanggulanginya. Sumpah Pemuda menjadi momentum tepat untuk mewujudkan dan meningkatkan kewaspadaan seluruh elemen bangsa.
“Tingkat kepedulian sangat diperlukan untuk mencegah paham terorisme di tengah masyarakat,” kata dia.
Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT Dadang Mitrahuda melaporkan bahwa kegiatan ini sengaja diselenggarakan untuk memperingati Sumpah Pemuda ke 87, dengan tujuan untuk membangun kerjasama dengan kementerian terkait dan organisasi kepemudaan untuk mencegah paham terorisme khususnya ISIS.
Selain Menag , Ketua BNPT dan Wakil Ketua MUI, yang juga menjadi narasumber dalam kesempatan ini adalah Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub. (kemenag.go.id)
Editor : Eben E. Siadari
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...