Suriah Akan Rebut Seluruh Aleppo Sebelum Trump Dilantik
SATUHARAPAN.COM - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, mengatakan bahwa dia berharap situasi di Aleppo, Suriah bisa diselesaikan pada akhir tahun ini, kata kantor berita RIA Novosti mengutip pernyataannya.
"Kita perlu memaksa ‘’teroris’’ ini keluar dengan cara yang sama seperti yang mereka dipaksa keluar di Mosul dan di Raqqa. Ini adalah tugas umum, " kata Bogdanov ketika ditanya apakah situasi di Aleppo dapat diselesaikan pada akhir tahun 2016. ‘’Kami berharap demikian.’’
Seorang pejabat senior dalam aliansi militer pro Damaskus mengatakan pada hari Selasa (29/11) bahwa Suriah dan sekutunya bertujuan untuk mendorong pemberontak dari Aleppo sebelum Donald Trump dilantik menjabat Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari.
Pasukan pro pemerintah telah memperoleh kemenangan terbesar mereka dalam beberapa pekan terakhir di kota Aleppo yang hancur selama bertahun-tahun akibat perang hampir enam tahun. Kota itu merupakan terbesar kedua di Suriah dan merupakan pusat perekonomian penting sebelum perang.
Rusia disebutkan telah melakukan kontak dengan tim Trump mengenai Suriah, kata laporan kantor berita TASS mengutip Bogdanov.
Sementara itu, kelompok pemberontak di Suriah tampak semakin lemah, dan mereka menilai dukungan Barat tidak memadai untuk mereka menghadapi pasukan pemerintah, dan juga kelompok ekstremis, seperti ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).
Sementara itu, Suriah dengan dukungan Rusia dan Iran terus melancarkan serangan, terutama ke bagian timur dan utara kota Aleppo yang menjadi basis kekuatan utama pemberontak.
Pasukan pemerintah Suriah telah menguasai sejumlah distrik di kota Aleppo dan terus mendesak kelompok pemberontak. Sejumlah media pada hari Kamis (1/12) melaporkan bahwa sekitar 50.000 warga sipil diperkirakan melarikan diri dari pertempuran di Aleppo.
Menurut Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah, sekitar 20.000 warga mengungsi ke wilayah yang dikuasai pemerintah, dan sekitar 30,000 ke wilayah yang dikuasai Kurdi.
Pada hari Rabu, para duta besar di PBB menyerukan agar Dewan Keamanan menghentikan pengepungan warga sipil di Aleppo, karena mereka berisiko menjadi korban dari perang.
Stephen O’Brien, utusan khusus Sekjen PBB untuk bantuan kemanusiaan menyerukan agar semua pihak menggunakan semua kekuatan untuk melindungi warga sipil, dan memungkinkan mereka akses keluar dari pengepungan di Aleppo sebelum wilayah itu menjadi kuburan besar.
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...