Suriah: Sekolah Diserang, Para Siswa Dalam Bahaya Serius
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Suriah diberitakan telah menginterogasi terhadap siswa sekolah dan melakukan serangan militer terhadap sekolah. Demikian disampaikan Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan yang dirilis, Kamis (5/6).
HRW menyebutkan bahwa pasukan pemerintah dan kelompok oposisi bersenjata telah menggunakan sekolah sebagai pangkalan militer, barak, pusat penahanan, dan pangkalan para penembak jitu (sniper). Hal itu menyebabkan tempat belajar berubah menjadi sasaran militer dan menempatkan para siswa pada risiko yang sangat tinggi.
Laporan setebal 33 halaman itu berjudul "Tidak Lagi Aman: Siswa dan Sekolah Dalam Serangan di Suriah," didasarkan pada lebih dari 70 wawancara, termasuk dengan 16 siswa dan 11 guru yang melarikan diri dari Suriah, terutama mereka yang berasal dari Daraa, Homs, dan sebagian besar dari Damaskus.
Laporan ini mendokumentasikan penggunaan sekolah untuk keperluan militer oleh kedua belah pihak. Hal ini juga menjelaskan bagaimana agen keamanan negara menginterogasi guru dan memukuli siswa atas dugaan kegiatan anti-pemerintah.
Laporan juga menyebutkan bagaimana pasukan keamanan, milisi pro pemerintah, Shabiha, menyerang demonstrasi damai para mahasiswa. Dalam beberapa kasus yang dilaporkan kepada Human Rights Watch, pasukan pemerintah menembaki gedung sekolah yang tidak digunakan untuk tujuan militer.
"Anak-anak Suriah harus menghadapi kengerian perang. Padahal tidak boleh ada anak-anak yang diinterogasi, dijadikan target, dan sasaran penyerangan," kata Priyanka Motaparthy, peneliti hak-hak anak di Human Rights Watch dan penulis laporan ini.
"Sekolah harus menjadi surga, tetapi di negara ini untuk satu hal saja sekolah dihargai. Banyak anak-anak Suriah bahkan tidak mendapatkan pendidikan dasar dan kehilangan masa depan mereka."
Lebih dari dua tahun Suriah berada dalam konflik brutal. Anak-anak Suriah telah kehilangan tahun-tahun penting untuk pendidikan. Setidaknya satu dari lima sekolah Suriah tidak lagi berfungsi, dan ribuan sekolah hancur. Dan ribuan anak-anak Suriah harus melarikan diri dari kekerasan, seperti disebutkan oleh UNICEF. Banyak bangunan sekolah yang sekarang digunakan sebagai pangkalan dan persembunyian pejuang atau militer pemerintah.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...