Survei: Berita Palsu Masalah Lebih Besar daripada Terorisme
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan, separuh orang dewasa Amerika mengatakan berita palsu adalah masalah yang lebih besar daripada rasisme, terorisme, atau perubahan iklim.
Survei oleh Pew Research Center, yang dirilis Rabu (5/6), menemukan sekitar 50 persen dari mereka yang mengikut jajak pendapat mengatakan, berita palsu adalah "masalah yang sangat besar" di Amerika. Sebagai perbandingan, sebanyak 46 persen menyebut perubahan iklim sebagai "masalah yang sangat besar"; 40 persen mengatakan hal yang sama tentang rasisme, dan 34 persen mengatakan hal yang sama tentang terorisme.
Sekitar 68 persen dari 6.000 orang yang ditanyai dalam jajak pendapat mengatakan, berita palsu memengaruhi kepercayaan mereka terhadap lembaga pemerintah.
Sebagian besar dari mereka, sekitar 57 persen, mengatakan mereka menyalahkan para politisi dan staf mereka atas adanya berita dan informasi palsu itu. Jumlah itu jauh lebih banyak daripada mereka yang menyalahkan media, yaitu sebanyak 36 persen. Sebanyak 53 persen menyalahkan para aktivis.
Tetapi kebanyakan dari mereka juga percaya bahwa wartawan, bukan politisi, bertanggung jawab memperbaiki masalah itu. Sekitar 53 persen mengatakan, tanggung jawab memperbaiki krisis berita palsu ada pada wartawan, tetapi mengatakan masyarakat sendiri yang paling bertanggung jawab untuk menguranginya.
Dari 52 persen orang Amerika yang mengatakan mereka sendiri telah menyebar berita palsu, sebagian besar mengaku ketika menyebar berita itu, mereka tidak tahu bahwa itu berita palsu.(Voiandonesia.com)
Banjarmasin Gelar Festival Budaya Minangkabau
BANJARMASIN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memberikan dukungan p...