Survei BritCham: Indeks Kepercayaan Bisnis RI Turun Signifikan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Kamar Dagang dan Industri Inggris (BritCham), Adrian Short, pada hari Rabu (3/2), mengumumkan hasil survei Business Confidence Index (Indeks Kepercayaan Bisnis) 2015 yang menunjukkan kepercayaan bisnis di Indonesia turun cukup signifikan dibandingkan dengan hasil survei serupa pada tahun 2014.
Saat mempresentasikan hasil BCI 2015 di hadapan perwakilan BKPM, Duta Besar Inggris dan Swiss, para Ketua Kadin Eropa, serta 80 CEOs/Petinggi perusahaan yang mewakili investor Eropa dan yang telah berdomisili di Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usaha, Adrian Short menyatakan alasannya mengapa tidak perlu heran bahwa indeks telah menurun cukup signifikan dibandingkan dengan hasil survei tahun lalu ketika semua pelaku usaha sangat aspiratif setelah pemilu dan memiliki pemimpin baru, Presiden Joko Widodo.
“Hasil BCI 2014 sangat positif karena alasan yang kuat dan cukup jelas. Tahun ini kami melaporkan bahwa indeks telah menurun signifikan. Tapi, seperti yang kita analisa, penurunan ini berkaitan erat dengan situasi global dan indikator makro-ekonomi yang berlaku,” kata Adrian Short dalam presentasinya, sebagaimana diterima satuharapan.com, hari Kamis (4/2).
“Dunia usaha dapat dikatakan mengalami stagnansi. Tiongkok mengalami penurunan besar. Harga sumber daya alam telah jatuh. Pertumbuhan PDB Indonesia terus tergelincir. Ada tekanan pada inflasi domestik dan kepercayaan konsumen menjadi tantangan besar – tentu saja keyakinan untuk melakukan bisnis telah turun dari titik tertinggi pada tahun 2014!”
Akan tetapi menurut Adrian, BCI 2015 juga menjelaskan indikator positif dari hasil survei. “Pengusaha Eropa dan Inggris tetap optimis dan menyatakan harapannya untuk 2016, yaitu: sebanyak 66 persen dari pengusaha mengharapkan untuk melihat peningkatan pendapatan pada tahun 2016,” katanya.
Selanjutnya, sebanyak 51 persen dari bisnis mengharapkan eskalasi keuntungan. Sebanyak 46 persen dari perusahaan besar juga memiliki keinginan tinggi untuk investasi di Indonesia dalam dua tahun ke depan dan ini sangat berpotensi untuk penciptaan lapangan kerja baru.
“Bahkan, hanya 16 persen dari para pebisnis yang memiliki outlook negative untuk 2016,” sebut data Adrian.
Sementara itu, temuan BCI 2015 mengenai isu – isu penting dalam kegiatan usaha mencakup keprihatinan atas kurangnya tenaga kerja terampil, infrastruktur yang buruk, korupsi, stabilitas politik dan sosial telah mereda antara 14 dan 21 persen.
“Para pelaku usaha tentu menyambut baik perbaikan fisik yang sangat dibutuhkan untuk infrastruktur dan ketersediaan tenaga kerja trampil,” kata Adrian.
“Namun, tiga isu dari hasil survei tahun lalu tetap menjadi tantangan terbesar bagi para pelaku usaha/investor – birokrasi, kebijakan, dan regulasi. Dibutuhkan pelaksanaan yang fokus dan terkoordinasi dari berbagai instansi terkait khususnya perihal peraturan baru yang telah ditetapkan maupun kebijakan yang telah berlaku sehingga mampu memberikan kemudahan bagi investor dan pelaku usaha untuk melaksanakan bisnis di Indonesia. Hal ini akan mendukung posisi Indonesia untuk berkompetisi dengan negara tetangga dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),” kata Kepala Kadin Inggris itu.
Ketua EuroCham, Ulf Backlund menyimpulkan temuan survei dengan mengatakan bahwa harus ada banyak faktor yang mendukung dunia usaha secara berkelanjutan, terutama dengan minat pengusaha Eropa untuk berinvestasi lebih lanjut di 2016.
“Tapi, itu berarti ada juga beberapa pelaku usaha yang perlu diyakinkan oleh bukti aktual, bahwa iklim investasi mendukung dan regulasi tidak mempersulit untuk berinvestasi lebih lanjut,” katanya.
“Sebagai Chambers, kami menyambut semua kesempatan untuk bekerja dengan instansi dan pemangku kepentingan untuk lebih meningkatkan daya Tarik Indonesia,” tambah Bakclund.
Kemudian Kamar Dagang Inggris dan Eropa (Belanda, Jerman, dan Perancis) dengan optimis menyatakan bahwa 27 persen responden berencana untuk berinvestasi lebih lanjut di luar Pulau Jawa, 2 area utama yang diminati adalah Sumatera dan Sulawesi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif BritCham, Chris Wren menuturkan, “Secara keseluruhan, eskalasi dari beberapa indikator merupakan kabar baik dan positif untuk mempromosikan peluang investasi dari seluruh wilayah Indonesia.”
Tentang BCI
Indeks Kepercayaan Bisnis diinisiasi oleh BritCham pada tahun 2012 sebagai survei B2B investor Inggris yang berdomisili di Indonesia. Pada tahun 2014, survei dikembangkan mencakup pelaku usaha Eropa dari anggota BritCham, EKONID, INA, IFCCI, dan EuroCham. BCI 2015 mengundang tanggapan dari para pengusaha Inggris dan Eropa yang telah melaksanakan bisnis di Indonesia. BCI 2015 dikelola oleh BritCham, ditugaskan oleh EuroCham, dengan dana dari Komisi Uni Eropa. Nielsen merupakan mitra resmi untuk survei BCI 2015.
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...