Survei: Dukungan terhadap Pernikahan Sesama Jenis Menguat
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Dukungan terhadap pernikahan sesama jenis menguat di Amerika Serikat. Menguatnya dukungan juga tampak pada kelompok-kelompok yang secara tradisional menolak pernikahan sesama jenis.
Kesimpulan ini dihasilkan oleh survei terbaru oleh Pew Research Center. Survei yang dilakukan awal bulan ini menunjukkan pergeseran opini publik yang cepat setelah keputusan Mahkamah Agung AS yang mengesahkan pernikahan sesama jenis di 50 negara bagian pada tahun 2015.
Hasil survei terbaru ini, menurut Pew, merupakan angka dukungan tertinggi terhadap pernikahan sesama jenis, sepanjang sejarah lembaga itu melakukan survei atas isu ini dua dekade lalu.
Sebanyak 62 persen responden menyatakan mendukung pernikahan sesama jenis, sedangkan yang menolak 32 persen. Dukungan juga bertambah diantara kelompok-kelompok yang selama ini dianggap menolak pernikahan sesama jenis.
Di kalangan Partai Republik yang selama ini dikenal sebagai penolak pernikahan sesama jenis, dukungan tampak menguat. Pada tahun 2013, yang menolak dan mendukung pernikahan sejenis jumlahnya dua berbanding satu. Saat ini survei menunjukkan yang mendukung pernikahan sesama jenis sudah mencapai 47 persen dan 48 persen menolak.
Sementara itu di kalangan penduduk yang berusia tua juga ada pergeseran. Mayoritas generasi baby boomers (56 persen) kini mendukung pernikahan sesama jenis. Meskipun angka ini masih lebih rendah dari dukungan generasi yang lebih muda (74 persen), ini untuk pertama kali mayoritas generasi baby boomers mendukung pernihakan sesama jenis.
Meskipun demikian kelompok usia yang lebih tua dibanding baby boomers mayoritas masih menolak pernikahan sesama jenis. Hanya 41 persen yang mendukung.
Di kelompok Kristen Injili, perbedaan sikap semakin melebar. Walau pun mayoritas masih menolak pernikahan sesama jenis (59 persen), survei menunjukkan terjadi perubahan di kalangan generasi yang lebih muda. Hampir setengah dari generasi milenial dan generasi X Injili kulit putih AS mendukung pernikahan sesama jenis. Ini angka yang besar bila dibandingkan dengan hanya 25 persen kaum Injili yang lahir sebelum 1964 yang mendukung. Dukungan dari generasi muda terhadap pernikahan sesama jenis meningkat tajam di kalangan Kristen Injili, menurut survei Pew. Dari 29 persen pada Maret 2016 ke 47 persen pada survei terbaru.
Sementara itu kalangan kulit hitam AS yang selama ini dikenal kurang mendukung pernikahan sesama jenis, kini mayoritas memberi dukungan. Menurut survei, 51 persen menyatakan mendukung, naik 12 poin dibanding survei serupa pada tahun 2015.
Tingkat religiusitas, menurut survei, mempengaruhi dukungan terhadap pernikahan sesama jenis. Mereka yang lebih rajin beribadah lebih cenderung menolak pernikahan sesama jenis. Hanya sebanyak 39 persen mereka yang mengaku rajin beribadah yang mendukung pernikahan sesama jenis. Sedangkan di kalangan yang mengaku jarang beribadah, 75 persen memberi dukungan kepada pernikahan sesama jenis.
Kristen Protestan memberikan suara penolakan paling menonjol (hanya 48 persen yang mendukung) bandingkan dengan Kristen Katolik yang 67 persen mendukung. Sementara 85 persen mereka yang mengaku tidak berafiliasi pada agama apa pun, mendukung pernikahan sesama jenis.
Bila berdasarkan gender, perempuan tampaknya lebih memberikan dukungan dibanding pria (64 persen berbanding 60 persen). Dukungan juga tampak lebih besar di kalangan yang pendidikan dan pendapatannya lebih tinggi. Mereka yang berpendidikan universitas, 79 persen mendukung pernikahan sesama jenis, sedangkan yang berpendidikan dibawahnya, hanya 53 persen yang memberikan dukungan.
Pew melalukan survei pada 8-18 Juni dengan 2.504 responden orang dewasa.
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...