Survei: Meningkat Orang Yang Mengidentifikasi pada Agama
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Sebuah trend secara global menunjukkan adanya pertumbuhan anak muda yang menganut agama, kata pakar statistik mencatat perkiraan kenaikan penganut agama di seluruh dunia.
"Agama terus mendominasi kehidupan kita sehari-hari dan kita melihat bahwa jumlah orang yang menganggap dirinya sebagai penganut agama sebenarnya relatif tinggi," kata Jean-Marc Leger, Presiden WIN / Gallup International dalam berita yang dirilis, Senin (20/4).
"Kita dapat mengasumsikan bahwa jumlah orang yang menganggap dirinya religius akan terus meningkat," kata Leger tentang survei religiousity index. Bahkan studi itu menemukan bahwa orang-orang yang lebih muda dari 34 tahun kemungkinan lebih religius daripada mereka yang lebih tua. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan milenium ini mungkin menandai banyak rang yang tidak mengidentifikasi diri dengan agama apapun.
Survei itu dilakukan pada akhir tahun 2014 dengan menanyakan pada 63.898 orang secara global, dengan responden sekitar 1.000 di setiap negara melalui tatap muka, berbicara melalui telepon, atau online. Survei dilakukan pada kurun September hingga Desember 2014.
Hasil Survei itu antara lain menunjukkan bahwa hampir 61 persen orang yang tinggal di China / Tiongkok mengkonfirmasi mereka sebagai atheis. Dan hanya enam persen warga Amerika Serikat yang mengklaim atheis. Ini menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Survei itu menunjukkan enam dari 10 orang di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka menganut agama, hanya satu dari lima orang yang melaporkan mereka "tidak religius." Dan hanya satu dari 10 orantg yang mengatakan mereka sebagai atheis.
Tiongkok sebagai negara berpenduduk terpadat di dunia juga menunjukkan pertumbuhan kehidupan keagamaan. Survei itu menunjukkan 61 persen orang yang mengidentifikasi diri sebagai atheis. Namun pada survei sebelumnya angka itu mencapai 90 persen.
Indonesia Termasuk Religius
Sementara survei itu menunjukkan bahwa penduduk Indonesia termasuk mayoritas menganggap diri mereka religius, yaitu mencapai 83 persen. Dan hanya 15 persen yang menggap dirti tidak religius, dan tidak ada yang mengaku sebagai atheis.
Di sisi lain negara Swedia dan Republik Ceko di antara 65 negara yang disurvei oleh Gallup International, yang menunjukkan trend terhadap materialisme ateistik.
Hanya delapan persen dari semua orang Swedia yang mengaku menghadiri upacara keagamaan secara teratur, menurut pemerintah Swedia. Dan sekitar 76 persen warga Swedia yang mengaku non-religius dan 17 persen mengaku sebagai ateis.
Di Republik Ceko, 75 persen dari populasi mengaku non-religius dengan hampir sepertiga dari populasi, 30 persen, melaporkan mereka adalah atheis.
Di wilayah Afrika dan MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara), msing-masing 86 persen dan 82 persen, mengatakan bahwa mereka menganggap diri sebagai penganut agama. Dan Thailand adalah yang paling religius dari negara-negara yang disurvei, dengan 94 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka religius, dan dua persen pelaporan mereka atheis.
Amerika Serikat menunjukkan gambaran bahwa 56 persen orang Amerika menganggap diri mereka religius, sementara 33 persen tidak. Selain itu enam persen mengaku sebagai atheis.
Hong Kong sebagai bagian Tiongklok merupakan negara Asia lainnya dengan jumlah yang tinggi orang menganggap diri tidak beragama agama, yaitu 70 persen, dan di antara mereka 34 persen yang mengatakan mereka adalah ateis. (Christian Examiner)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...