Swedia Deportasi Ribuan Migran Pencari Suaka
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM – Kepolisian Swedia melakukan proses pemberkasan surat-surat dalam rangka mendeportasi ribuan migran yang ditolak saat mencari suaka.
"Kami politisi harus berbuat lebih banyak untuk memastikan bahwa perjanjian pengembalian berada di tempat," kata Menteri Dalam Negeri Swedia, Anders Ygeman seperti diberitakan koran harian lokal Swedia, Dagens Nyheter dan dikutip Xinhua, Jumat (4/12).
Saat ini terdapat lebih kurang 22.000 migran yang dijadwalkan akan dideportasi dari Swedia, dan pemerintah Swedia saat ini menggunakan perjanjian bilateral dengan beberapa negara untuk lebih memudahkan pengembalian para pencari suaka.
Ygeman menyebut Swedia masih melakukan pembicaraan dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, yang kebetulan mengunjungi Stockholm, Swedia untuk mencapai kesepakatan untuk mengirim pemohon suaka kembali ke Afghanistan.
Ygeman menyebut Pemerintah Swedia juga telah mendekati pihak berwenang Tunisia dan Aljazair, tetapi belum bertemu dengan perwakilan dari Maroko.
Sebuah penyelidikan oleh lembaga penyiaran publik Swedia televisi pada bulan September 2015 menunjukkan bahwa ratusan anak di bawah umur migran berkeliaran jalan Swedia. Banyak dari mereka telah melakukan perjalanan dari Maroko dengan harapan mendukung keluarga mereka.
Jumlah aplikasi suaka ke Swedia telah mencapai 150.000 migran, menurut catatan kantor Imigrasi Swedia, jumlah tersebut hampir dua kali lipat jumlah itu pada tahun 2014.
Bulan lalu, pemerintah Swedia memberlakukan kontrol perbatasan sementara dan mengatakan para pencari suaka bisa tetap di tempat sampai Mei 2016.
Menurut catatan organisasi migran dan perbatasan, Frontex, Swedia menjadi salah satu negara tujuan sebagian besar pengungsi dibandingkan dengan negara lainnya di Eropa.
Tidak hanya itu Skandinavia diharapkan untuk menerima hingga 190.000 pencari suaka tahun ini, yang setara dengan 1,5 juta orang yang tiba di negara Eropa.
Dengan masuknya pengungsi yang sedemikian banyak membuat Swedia kesulitan untuk mengurus pendatang. Bahkan, otoritas Swedia menyatakan mereka tidak mampu lagi menampung pengungsi.
“Orang-orang terpaksa tidur di tenda-tenda, kantor, dan pusat-pusat evakuasi, yang biasanya digunakan untuk bencana alam,” kata juru bicara Badan Migrasi Mikael Hvinlund.
“Kami tidak bisa memenuhi janji, yang menawarkan atap untuk semua orang. Dengan memperketat kontrol perbatasan adalah satu-satunya cara yang dapat membantu kami,” Mikael Hvinlund menambahkan.
Baca Juga
Belanda Gandakan Penampungan Pengungsi
Australia Tolak Usulan Penghentian Penerimaan Pengungsi
Kontrol Pengungsi, Swedia Perketat Pengawasan Perbatasan
Uni Eropa Didesak Tangani Krisis Migran
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...