Swiss Loloskan UU Anti Imigran, Timnas Sepak Bola Dihiasi Para Imigran
SWISS, SATUHARAPAN.COM - Sama seperti Jerman, Austria, Prancis, dan negara-negara Eropa utara lainnya, sepak bola di Swiss merupakan ajang bagi anak-anak imigran. Populasi warga imigran di Swiss memang cukup besar, mencapai 35persen—berdasarkan data situs pemerintah Swiss. Jika undang-undang pembatasan imigran Uni Eropa ke Swiss jadi diterapkan, tim sepak bola Swiss kelak akan timpang (lihat foto. Red)
Meskipun sepak bola tidak menjadi olahraga nomor satu di Swiss, para imigran tetap memilih sepakbola sebagai jalur masa depan bagi anak-anak mereka. Mereka berpikir bila nantinya gagal menjadi pemain sepak bola profesional, mereka tetap akan bisa hidup, meskipun sebagai pemain amatir, wasit, atau bahkan pencari bakat.
Beberapa nama pemain yang akan menghiasi Piala Dunia 2014 nanti juga adalah imigran di Swiss, sebut saja kapten mereka saat ini Phillipe Senderos, ia ada pemain keturunan Serbia dan Spanyol.
Pemain lainnya adalah Shaqiri dan Granit Xhaka adalah keturunan Albania-Kosovo. Lalu, ada Johan Djourou, ia adalah pemain berdarah Pantai Gading, Seferovic keturunan Bosnia, Gokhan Inler dan Blerim Dzemaili berdarah Turki dan Pajtim Kasami berasal dari Macedonia. Bahkan, talenta luar biasa mereka Gelson Fernandes yang kini bermain untuk SC Freibur adalah pemain berdarah Cape verde.
Mereka semua merupakan anak-anak muda berdarah campuran yang memiliki paspor Swiss. Mereka beruntung bisa dikontrak klub-klub luar negeri di usia yang sangat muda.
Begitu banyaknya jumlah pemain Swiss yang berstatus imigran, pertandingan Pra-Piala Dunia antara Swiss melawan Albania sempat menjadi teror tersendiri bagi Shaqiri dan Xhaka. Mereka dituduh sebagai penghianat oleh para pendukung Albania, saat itu pendukung Albania memadati 2/3 stadion yang berada di Kota Luzern.
Tim Swiss lolos ke Piala Dunia 2014 dengan mengejutkan, mereka terpilih sebagai salah satu unggulan teratas dalam turnamen tersebut. Sebuah hasil kerja keras para generasi baru muda, dan tentunya bakat para imigran, seperti Gökhan Inler sang jenderal lapangan tengah dan Xherdan Shaqiri sang super star keturunan Albania.
Kedinamisan sepakbola Swiss adalah produk dari kebijakan yang diterima para imigran dan pengungsi dari perang Balkan era 90-an. Beberapa kalangan memang membenci nama-nama para imigran ini. Namun, ketika tim sepakbola Swiss bermain, seluruh isi stadion akan tetap meneriakkan nama Shaqiri dan Inler.
Referendum untuk membatasi imigrasi disetujui dengan mayoritas tipis 50,3 persen. Berarti pemerintah Swiss harus membuat undang-undang baru untuk mengatur kembali masuknya warga asing, terutama dari Uni Eropa. Selama ini, warga Uni Eropa bebas untuk tinggal dan bekerja di Swiss, demikian juga sebaliknya.
Komisi Uni Eropa langsung bereaksi dang menyatakan, hasil referendum itu "melanggar prinsip kebebasan bergerak antara Uni Eropa dan Swiss". Selanjutnya disebutkan, Komisi Eropa akan menganalisis semua "konsekuensi untuk seluruh hubungan."
Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz menegaskan, Swiss tidak bisa hanya "menikmati keuntungan pasaran bersama Eropa" tapi menutup diri untuk warga Uni Eropa. Ketua Komisi Luar Negeri Eropa Elmar Brok menerangkan, Uni Eropa "tidak bisa menerima begitu saja" keputusan referendum pembatasan imigrasi.
Mayoritas Tipis
Referendum untuk membatasi imigrasi diprakarsai oleh partai populis kanan SVP. Mereka beralasan, masuknya warga asing menyebabkan banyak masalah di Swiss. Karena itu, Swiss harus mengubah politik imigrasinya. Menurut referendum yang diajukan, setiap daerah di Swiss berhak menetapkan batas tertinggi jumlah imigran yang diizinkan masuk.
Referendum yang digelar hari Minggu (9/2) itu disetujui oleh 50,3 persen pemilih, hanya 19.500 suara lebih banyak daripada yang memilih "tidak setuju". Hasil itu cukup mengejutkan, karena sebelumnya pemerintah Swiss dan kalangan ekonomi berkampanye menentang referendum itu yang dianggap bisa merugikan perekonomian Swiss.
Warga asing di Swiss mencapai 35 persen persen dari seluruh penduduk yang berjumlah 1,9 juta orang. Swiss membutuhkan pekerja asing untuk memenuhi permintaan pasar kerja yang tinggi. Sekitar 300.000 warga Jerman tinggal dan bekerja di Swiss.
Perjanjian Khusus dengan Uni Eropa
Sejak 2002 berlaku perjanjian lalu lintas bebas antara Swiss dan Uni Eropa. Warga Uni Eropa bebas tinggal di Swiss kalau mendapat pekerjaan di sana. Selain itu, Swiss juga menjadi tempat yang diminati karena tingkat pajak relatif rendah bagi orang kaya.
Perjanjian dengan Uni Eropa membuka pasar besar bagi produk-produk Swiss di seluruh Uni Eropa dan menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi. Swiss punya beberapa perjanjian khusus dengan Uni Eropa. Namun jika negara itu membatalkan satu perjanjian, otomatis perjanjian-perjanjian lain juga tidak berlalu lagi.
Menurut referendum itu, pemerintah punya waktu tiga tahun untuk memenuhi tuntutan pembatasan imigran. Pelaksanaan referendum adalah aturan khusus dalam konstitusi Swiss, yang memungkinkan rakyat dilibatkan secara langsung dalam pembuatan undang-undang.
(times.com/bolatotal.com/dw.de)
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...